SAGAKEYLA | 49

2.4K 87 96
                                    

"Sesuatu yang sudah ditakdirkan untukmu, pasti akan menjadi milikmu. Bagaimanapun prosesnya."

–Keyla Humairah–

——Happy reading——

"Cie, yang udah punya ayang." Darel melirik Keyla yang tengah sibuk memilih es krim.

Setelah membeli es krim dengan beberapa varian rasa, keduanya memilih untuk bersantai di teras rumah Keyla. Menikmati indahnya tebaran bintang di langit malam.

Sedangkan Arka, baru saja pulang kerja. Laki-laki itu tengah membersihkan badan, meninggalkan sang adik dengan laki-laki yang sangat ia percayai.

"Apaan sih, Rel." Keyla menipiskan bibirnya, berusaha untuk tidak tersenyum.

"Ih, pipinya merah." Darel mencolek pipi Keyla, membuat gadis itu tambah malu. "Jadi bener nih, kamu sama Saga pacaran?"

Keyla membuka bungkus es krim rasa strawberry, lalu menggeleng. "Deket sih iya, tapi gak pacaran."

"TTM gitu?"

"Gimana ya bilangnya? Mungkin, iya TTM." Keyla menggaruk tengkuknya, ia sendiri bingung harus menjawab apa.

Darel mangut-mangut. "Judesnya dikurangin, ya.  Kalau enggak, nanti Saga bisa berpaling loh dari kamu."

"Biarin, aja. Itu artinya, dia gak setia dan gak bisa nerima apa yang ada di diri aku," ucap Keyla membuat Darel mengulum senyum.

"Bukan gitu, Key. Kamu harus bisa jaga sikap, karena gak semua orang bisa nerima sikap dan perbuatan kamu."

Keyla terdiam, lalu mengangguk mengiyakan. menurutnya, Darel seperti seorang ayah yang tengah memberi wejangan kepada putri tercintanya.

"Kamu sama Adira, gimana?" tanya Keyla membuat Darel terdiam.

Laki-laki berkaos hitam itu menghela nafas panjang. "Gak gimana-gimana, Key."

"Cewek yang kamu ceritain itu Adira, kan?" tanya Keyla hati-hati, saat melihat wajah sedih Darel.

Darel mengangguk lesu.

Keyla menaruh es krim di tangannya, lalu menggenggam telapak tangan hangat milik Darel. "Kenapa, kenapa gak kamu coba aja, Rel? Siapa tau kalian memang cocok."

"Gak bisa, Key. Aku sama dia gak akan bisa bersatu."

"Please, Rey, kesampingkan dulu tentang penyakit kamu. Aku cuma mau–"

"Ini bukan soal penyakit aku, Key. Aku sama dia ... kita berdua beda," potong Darel membuat Keyla menatapnya dalam. Tatapan laki-laki itu menjawab semua kebingungan, yang memenuhi pikirannya.

"Rel." Genggaman tangannya ia perkuat.

"Aku gak mau menjalin hubungan sama Adira, kalau ujung-ujungnya nyakitin perasaan masing-masing.
Aku gak mau perasaan ini terus berlanjut dan terus-terusan kasih dia harapan. Sekarang aja aku susah buat lupain perasaan ini, apalagi kalau diterusin lebih dalam lagi, Key," keluh Darel membuat mata Keyla berkaca-kaca. "mungkin, bukan aku laki-laki beruntung itu. Laki-laki beruntung, yang bisa memilikinya."

Keyla menatap Darel iba. Entah mengapa, ia selalu merasa, kalau ialah penyebab laki-laki tidak bisa memiliki kebahagiaan sendiri. Ia merasa, jika ia adalah sebuah kekangan bagi Darel.

"Kamu ... laki-laki terbaik yang aku punya, setelah papa dan bang Arka. Dan akan selamanya menjadi laki-laki terbaik buat aku." Keyla menarik nafas panjang, berusaha menghilangkan sesak yang tiba-tiba memenuhi dadanya.

Darel menatap Keyla dalam sekaligus teduh.

"Selama ini, kamu selalu kasih apa yang aku mau. Kamu selalu ada di saat aku butuh bantuan, di saat aku butuh pelukan dan sandaran. Kamu penenang paling ampuh di saat aku ada di titik terendah," tutur Keyla dengan suara bergetar membuat Darel mendekapnya.

SAGAKEYLA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang