SAGAKEYLA | 58

2.2K 83 82
                                        

"Percayalah, dia yang bisa membuatmu tertawa lepas, maka suatu saat nanti dia pula yang akan membuatmu menangis tanpa suara."

Keyla Humairah

——Happy reading——

"Aih, iya, lupa." Keyla menepuk keningnya sendiri saat mengingat sesuatu.

"Kenapa? Jangan dipukul gitu, nanti sakit!" Saga mengelus kening Keyla lembut, membuat gadis itu memutar bola mata malas.

"Gak usah lebay! Cuma mukul pelan doang, gak kerasa sakit sedikit pun," desis Keyla menepis tangan Saga. "gue lupa bawa HP, padahal niatnya tadi mau posting foto kita barusan."

"Pantesan gue telponin gak diangkat, taunya gak dibawa," gumam Saga sedikit kesal. "gue kirim fotonya, biar nanti dateng rumah baru diposting."

Keyla mengangguk setuju. "Saga."

"Hmm?" Saga menatap Keyla teduh, membuat gadis mungil itu salah tingkah.

"Emm, lo gak ada niatan nyuruh gue duduk, gitu? Pegel, tau!" Keyla menyebikkan bibirnya saat rasa pegal menjalar di kakinya, lantaran sedari tadi mereka tak kunjung duduk.

"Hehehe, sorry." Saga menuntun Keyla untuk duduk di kursi taman belakang rumah.

"Key, gue boleh nanya, gak?" Saga menatap lurus ke depan.

"Boleh. Mau nanya, apa?" Keyla menatap wajah tampan Saga, yang sangat menyejukkan mata.

"Di hati lo ada siapa, Key?" tanya Saga membuat kening Keyla berkerut tipis. Gadis itu mengangguk pelan, saat paham apa maksud pertanyaan Saga.

"Ada papa, mama, bang Arka, lo, sama Darel," jawab Keyla tersenyum kecil.

"Lo sayang banget, ya, sama Darel?" tanya Saga lagi. Ia masih menatap lurus ke depan, entah apa yang ia lihat.

"Banget! Darel itu udah kaya abang kedua gue, mataharinya gue. Dia selalu ada disaat gue butuh seseorang, buat numpahin semua keluh kesah juga amarah gue. Dia selalu sabar ngadepin sikap kekanak-kanakkan gue, dia selalu bertahan sama sikap gue yang mungkin orang lain gak tahan dan memilih buat pergi," jelas Keyla membuat Saga menatapnya. "lo tau, kenapa gue bilang, Darel itu mataharinya gue? Karena dia itu kaya matahari, yang selalu menyinari bumi. Bedanya, dia menyinari hari-hari gelap gue. Dia selalu menghangatkan hati dingin gue, selalu buat gue nyaman, dan juga tenang kalau gue lagi gelisah. Dari sekian banyaknya penenang di dunia ini, bagi gue, pelukan Darel yang bener-bener ampuh buat nenangin diri."

Perjelasan Keyla tersebut mampu membuat hati Saga campur aduk. Cemburu, karena bukan ia orang yang berada di posisi Darel. Senang, karena gadis itu mendapatkan tempat ternyamannya. Juga menyesal, karena ia terlambat hadir di hidup Keyla.

"Gue gak tau hati dia terbuat dari apa. Tapi yang perlu lo tau, Darel bener-bener tulus jagain gue, lindungi gue, jadi sahabat gue, tempat keluh kesah, dan jadi rumah terbaik untuk gue. Dia gak pernah ngeluh sama sikap gue, gak pernah ninggalin gue sendirian. Bahkan, dia gak pernah mentingin diri dia sendiri, cuma karena janji dia ke papa buat jagain gue." Keyla menghela nafas panjang, saat dadanya diserang rasa sesak yang amat dasyat. "Gue gak bisa bayangin, kalau dia pergi ninggalin gue. Gue gak mungkin rela kehilangan orang sebaik dia. Bisa gila gue, kalau dia beneran pergi."

Saga tersenyum mendengarnya. Ia mengelus kepala Keyla sayang. "Kalau gue, ibarat apa?"

Keyla menatap Saga cukup lama, sebelum tersenyum lucu ke arahnya. "Lo itu ibarat air."

Alis Saga terangkat heran. "kok, air?"

"Iya. Batu yang terus-menerus terkena tetesan air, sekeras apapun batu itu, tetesan air akan melunakkannya. Keseriusan hati lo ibaratkan air, yang udah ngelunakkn sebuah batu, yaitu hati gue."

SAGAKEYLA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang