SAGAKEYLA | 69

2.1K 78 104
                                        

"Terlalu menginginkan sesuatu. Hingga aku lupa bahwa arti doa adalah meminta, bukan memaksa."

Keyla Humairah

——Happy reading——

"Dateng juga lo, Key." Adinda menatap Keyla jengah. Ia dan Megan sudah menunggu kedatangan Keyla cukup lama, membuat pacar Adam itu sedikit kesal.

Berbeda dengan Adinda, Megan justru tampak tak menyadari kehadiran Keyla. Gadis itu sibuk mengetikan sesuatu pada benda pipih di tangannya.

"Sorry. Semalem gue abis nginep di rumah sakit, terus tadi pagi buru-buru pulang. Makanya, gue telat," jelas Keyla membuat Adinda merasa tak enak.

"Darel masih belum sadar juga, Key?" tanya Adinda hati-hati. Ia mengetahui keadaan Darel dari Adam, saat ia main ke markas beberapa hari yang lalu. Jujur, ia sangat tidak percaya. Tapi kenyataan menyadarkannya, bahwa semua ini benar-benar terjadi.

Keyla menghela napas panjang, lalu menggeleng lesu. "Belum, Din."

Sudah satu minggu lamanya, Darel masih tetap enggan untuk membuka matanya. Laki-laki itu tertidur begitu pulas, seperti orang yang sudah tidak ingin lagi melihat indahnya dunia. Apakah Darel memilih untuk terus tertidur? Apakah Darel menyerah, dan memilih untuk pergi? Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu semua itu.

Adinda mengelus lengan Keyla. "Sabar ya, Key. Cepat atau lambat, Darel pasti sadar."

Keyla mengangguk pelan. "Iya, Din. Dia bukan type orang yang suka tidur."

Melihat senyum kecut Keyla, membuat Adinda merasa sedih. Gadis itu memeluk sahabatnya dengan erat. Berharap bisa membuat semangat dalam diri Keyla kembali berkobar.

"Dih, gak ngajak-ngajak!" Megan mendelik kesal, lalu ikut memeluk Keyla erat.

"Lo, sih. Sibuk main hp mulu," gerutu Adinda melirik Megan.

"Maklum. Gue orang sibuk," ucap Megan mengibaskan tangannya.

"Duh, minggir-minggir. Jangan main asal peluk! Ayang gue ini berharga," tukas Saga yang baru datang. Ketua Calderick itu menarik Keyla. Membawa gadis itu beralih ke dekapannya.

"Ih, ganggu aja lo!" Adinda mendengus kesal. Ia lalu memeluk lengan Adam yang baru datang bersama yang lainnya.

Megan memutar bola mata malas. "Dikira Keyla berlian kali, ya."

"Keyla jauh lebih berharga dari pada berlian!" tukas Saga membuat Keyla menatapnya dalam.

"Sudahi keuwuwan ini!" pinta Wisnu dramatis. Tangan kanannya mengisyaratkan tanda berhenti, sedangkan tangan kirinya memegang dada.

"Masih pagi, woy. Jangan bikin anak orang iri!" tukas Bastian datar.

"Ciee, iri. Gak punya ayang, ya?" ucap Dafiez mengejek.

"Lo juga, sama!" seru Bastian dan Wisnu berbarengan. Membuat Dafiez seketika terdiam.

"Yang gak punya ayang, gak diajak!" tukas Saga, membuat ketiganya mengelus dada.

"Udah sarapan?" tanya Saga menatap Keyla. Gadis itu tampak menggeleng. Ia datang tidak bersama Keyla, karena gadis itu yang memintanya untuk tidak menjemput.

"Belum. Tadi gak sempet sarapan, takut kesiangan," ucap Keyla.

Saga menghela napas pelan, lalu menggenggam tangan Keyla. Laki-laki itu membawa gadisnya ke kantin, meninggalkan teman-teman yang menatap kepergiannya cengo.

"Gue nungguin dari tadi, malah ditinggal," ucap Adinda menyebikkan bibirnya kesal.

"Emang, ya. Kalau udah berurusan sama yang namanya cinta, pasti lupa segalanya," ucap Megan diangguki Adinda.

SAGAKEYLA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang