SAGAKEYLA | 75

2.2K 64 117
                                    

"Denganmu aku diberi lihat bukti nyata. Jika ujung rasa sayang itu bukan kepemilikan, tapi mengikhlas."

Naufal Dary Abiyyu

——Happy reading——

"Abang!" Keyla berlari ke arah sang kakak, yang sedari tadi melempar senyum dari kejauhan padanya.

"Sayang." Arka menyambut kedatangan Keyla, dengan sebuah pelukan yang hangat.

"Abang dari mana aja, sih? Kok gak nyamperin Keyla di panggung?" tanya Keyla mendongak, menatap laki-laki yang mengenakan kemeja hitam tersebut.

"Abang dari tadi di sini. Abang gak nyamperin kamu, karena Abang gak mau ganggu kamu," jelas Arka mengelus kepala adiknya sayang.

"Ganggu gimana, sih? Aku kan maunya Abang, yang pertama kali ngucapin kata selamat."

"Sorry, princess." Arka tersenyum kecil. "Selamat atas hubungan kamu sama Saga. Semoga langgeng terus, lancar sampai ke jenjang berikutnya. Abang harap, kalian terus bersama sampai maut memisahkan."

"Makasih, Abang!" Keyla membenamkan wajahnya pada dada bidang Arka. Laki-laki yang sejak ia kecil sudah berperan menjadi seorang ayah untuknya.

"Sama-sama, sayang." Arka mengecup pucuk kepala Keyla cukup lama.

"Bang," sapa Saga mendekati keduanya.

"Selamat ya, Ga! Jaga Keyla terus, dan jangan bikin dia kecewa. Apalagi, sampai kamu nyakitin dia. Abang percaya sama kamu!" tukas Arka menepuk pundak Saga tegas, membuat Saga mengangguk yakin.

"Saga." Chatrine melangkah mendekati anaknya, disusul Sintia di belakangnya.

"Selamat ya, sayang, atas pertunangannya. Doa yang terbaik untuk kamu," ungkap Sintia memeluk Saga.

"Makasih banyak, Tante." Saga membalas pelukan Sintia tak kalah erat. Wanita yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri. Chatrine tersenyum menatap keduanya.

Sintia melepas pelukannya, lalu menatap Saga. "Doain ya, semoga Naufal bisa nyusul kamu."

"Gimana, mau nyusul? Pasangannya aja belum ada," ucap Saga yang dihadiahi tatapan tajam oleh Chatrine.

"Kalau gitu, bantu cariin dong," ucap Sintia menggoda.

"Siapa coba, yang mau sama anak Tante? Udah tengil, jelek, songong, petakilan pula," desis Saga mencibir, membuat Chatrine mencubit perutnya. "apa sih, Mi? Orang aku bener juga."

Bukannya marah, Sintia justru malah tertawa. "Kalau, Naufal kaya gitu. Terus, kamu gimana?"

"Kalau aku sih, ganteng, baik hati dan tidak sombong!" Saga sedikit mengangkat dagunya.

"Oh, ya? Bukannya kamu itu cengeng, jahil, tukang ngadu, ya?" tutur Sintia melirik Saga yang sudah memerah padam.

"Aku? Cengeng? Hah, yang bener aja, Tan!" Saga mengibaskan tangannya, dengan tawa yang dibuat-buat untuk menutupi rasa malunya.

"Ck, ck, ck. Gak nyangka, ternyata dulu kamu cengeng, ya?" Keyla berdecak tak percaya.

"Seorang Saga Febriano cengeng? Ya, enggak lah! Apa kata orang nanti," elak Saga tak terima.

Keyla memicingkan matanya. Menatap Saga menelisik. "Aku lebih percaya ucapan tante Sintia, sih."

"Oh, kamu gak percaya aku? Yaudah, gak masalah!" Saga mencibir pelan, menunjukkan bahwa dirinya sedang merajuk.

"Masih suka ambekan, ya?" ejek Sintia menggoda.

"Tante!" Saga merengek malu, membuat yang lain hanya bisa tertawa melihatnya.

SAGAKEYLA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang