"Dicintai oleh pria yang cukup dengan satu wanita, is another limited edition."
–Keyla Humairah–
——Happy reading——
"Kamu harus istirahat yang cukup. Gak boleh beraktivitas berlebihan!" tukas Keyla merapikan selimut Darel.
"Iya, Keyla." Darel tersenyum menatap Keyla. Laki-laki itu menatap seluruh isi kamarnya. Ia sangat merindukan kamarnya ini.
Ya. Hari ini Darel diperbolehkan pulang, setelah ia melakukan pemulihan selama seminggu. Darel diperbolehkan pulang dengan catatan, laki-laki itu tidak boleh melakukan aktivitas berat, kecapekan, terlalu banyak berpikir, dan apapun itu yang dapat membuat kepalanya sakit.
Darel juga harus melalukan kemoterapi, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Besar harapan mereka, agar Darel bisa sembuh total. Agar laki-laki itu bisa hidup, seperti sebelum ia dinyatakan kanker otak.
"Oh, ya. Aku udah hubungin Adira, kalau kamu udah dibolehin pulang. Tadi sih, Adira bilangnya mau ke sini. Mungkin nanti, agak siangan," ucap Keyla, membuat pandangan Darel kembali berpusat kepadanya.
Keyla tersenyum manis, saat mengerti tatapan Darel. Gadis cantik itu menggenggam tangan Darel, lalu mengelusnya lembut. "Jalan aja dulu, Rel. Masalah akhirnya gimana, itu urusan nanti. Yang terpenting, kamu berusaha dulu buat dia bahagia. Buat dia merasa, jadi perempuan yang paling dicintai. Buat dia merasa, kalau dia satu-satunya perempuan yang paling beruntung dan spesial. Walau akhirnya kalian gak bisa bersama, seenggaknya kamu pernah buat kisah indah sama dia."
Mata Darel terasa panas. Entah mengapa, ia merasa jika dirinya tidak pernah beruntung dalam hal apapun. Baik itu dalam hal kehidupan, maupun percintaan.
"Aku tau, pasti sulit ngelakuin hal itu. Menjalin sebuah hubungan, lalu saat hubungan tersebut sudah begitu jauh, harus dilepaskan dengan paksa. Lantaran sesuatu yang menampar, yang memang sudah dinyatakan keberadaannya. Bukan perihal kaya atau miskin, kuat atau lemah, baik atau jahat. Melainkan, apa yang kalian sebut Tuhan." Keyla menghela napas panjang, lalu menatap Darel dalam. "Apapun pilihan yang kamu ambil, selagi itu baik, aku dukung kamu, Rel!"
"Key." Darel membalas genggam, juga tatapan Keyla dengan teduh.
"Kalau kamu mau coba kasih Adira kesempatan, ya ... gak masalah. Siapa tau, kalian bisa buat momen indah sebanyak mungkin. Meskipun nantinya, belum tentu happy ending," ucap Keyla dengan napas tercekat. Ia merasa kasihan pada Darel. Entah mengapa, laki-laki itu tidak pernah mendapat kemudahan dalam hal apapun.
Darel mengangguk pelan, dengan senyum tipis di bibirnya. "Aku bakalan coba, Key. Aku memang gak tau ke depannya gimana. Tapi untuk sekarang, aku mau gunain kesempatan yang ada."
"Semangat, ya! Apapun itu, aku selalu dukung kamu." Keyla tersenyum manis.
"Makasih banyak, Key," ucap Darel tulus.
"Sama-sama. Yaudah, aku tinggal ya? Kamu istirahat!" Keyla melepas genggamannya, lalu menatap Saga yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari pintu. Laki-laki itu setia menjadi pendengar dua sahabat, yang tengah menyelesaikan kebimbangan Darel. "Ayok, Ga!"
Keyla mengelus bahu Darel, lalu keluar lebih dulu. Saga mengangguk sopan, berpamitan pada Darel.
"Tunggu, Ga!" panggil Darel menahan Saga yang ingin keluar.
Saga memutar tubuhnya, menatap Darel bingung. "Kenapa?"
"Makasih, ya! Kamu udah pilih Keyla, untuk jadi pendamping kamu. Makasih, udah mau sabar ngadepin sikap Keyla. Makasih, udah buat Keyla ngerasain apa itu yang namanya jatuh cinta," ucap Darel begitu tulus. "tolong, jangan kecewain Keyla. Jangan buat dia nangis, dan merasa kehilangan lagi. Udah cukup dia ngerasa sedih. Aku harap, kamu bisa kasih dia kebahagiaan, yang selama ini dia tunggu kehadirannya."

KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAKEYLA (TERBIT)
Teen Fiction(Sudah terbit dan open po di ig @luxurypublisher1) Beberapa part terakhir sudah diunpub Saga Febriano. Pria dingin dan irit bicara, sekalinya berbicara perkataannya bisa menyakiti orang lain. Selalu memakai seragam urak-urakan, tapi penampilan terse...