"Mungkin aku adalah seseorang yang tidak tahu diri. Selalu ingin dicintai, tanpa berkaca dan sadar diri."
-Naufal Dary Abiyyu-
--Happy reading--
Naufal membuka matanya. Menatap sekitar dengan pandangan yang belum stabil. "Mama."
"Iya, sayang. Ini Mama." Sintia menggenggam tangan Naufal. Mengecupnya penuh kasih sayang.
Setelah menunggu hampir dua jam, akhirnya Naufal sadar. Dokter mengatakan bahwa luka yang di dapat pada dada dan perut Naufal lumayan parah, mengingat pukulan juga hantaman pada tubuh bagian tersebut begitu keras. Jika tidak ditangani, bisa meninggalkan luka dalam pada dada dan perutnya.
Naufal menatap sang mama dengan sayup. Ia mengerang kesakitan saat menggerakkan tubuhnya. Dada, perut, serta seluruh wajahnya terasa sakit. "Shhh."
"Mana yang sakit, Nak?" Sintia menatap Naufal khawatir. Laki-laki tampan itu membalas genggaman tangan sang ibu. Memejamkan matanya menahan sakit.
"Sa-sakit, Ma," keluh Naufal kesakitan.
"Pas berantem gak inget sakit. Giliran udah kaya gini, lo ngerengek kesakitan," ejek Saga, membuat Naufal membuka matanya.
"Ngapain lo di sini? Mau ngejek gue?" Naufal menatap Saga kesal.
"Kalau bukan Keyla yang ngajak, gue juga ogah ke sini!" tukas Saga melirik sinis.
"Key." Naufal menatap Keyla, membuat gadis itu melangkah mendekatinya.
"Saga." Keyla melepas tangan Saga yang menahannya. Membuat laki-laki hidung mancung itu mengerucutkan bibirnya.
Naufal yang melihat itu tersenyum jahil. "Aduh. Sakit, Key!"
"Eh? Mana yang sakit?" tanya Keyla panik. Gadis itu meraba pundak Naufal.
Naufal menuntun tangan Keyla untuk menyentuh dadanya. Saga yang melihat itu menautkan alisnya kesal. "Ini yang sakit. Sakit, lihat lo lebih sayang Saga dari pada gue."
"Ihh. Apaan sih, Fal?!" Keyla memukul pelan dada Naufal, membuat laki-laki itu mengerang sakit. "Aduh. Sorry, Fal. Gue gak sengaja."
"Shh. Iya, gapapa, Key." Naufal tersenyum kecil. "Nyantai. Ga. Gue cuma bercanda."
Saga melengos mendengarnya. "Abis berantem lo, sama Aland?"
Naufal mengangguk mengiyakan.
"Kalau kaya gini, lo tuh nyusahin doang tau gak. Kenapa gak sekalian mati aja? Kan enak, gak ada yang direpotin," usul Saga, membuat Keyla menginjak kakinya. "awww. Sakit, Key."
"Kamu tuh, sembarangan banget kalo ngomong." Keyla mendelik tajam, Saga mendengus pelan karenanya.
"Kan, aku ngomong apa adanya. Gak tau apa ya, tante Sintia dari tadi nangisin lo. Emang, lo gak kasihan apa sama mama lo?" tukas Saga, membuat Naufal menatap Sintia.
"Maaf ya, Ma. Naufal udah buat Mama khawatir," ucap Naufal menatap sang mama.
"Enggak, sayang. Mama takut, kamu kenapa-napa. Syukurnya, kamu baik-baik aja." Sintia mengecup tangan sang anak, Naufal tersenyum melihatnya.
"Ma. Kita pergi ya, dari rumah itu?" pinta Naufal menatap Sintia sendu. "Naufal gak mau tinggal di rumah itu, lagi."
"Sayang." Sintia menatap Naufal iba. Ia tau, pasti anaknya sangat kecewa atas semua perilaku juga tindakan Gerry selama ini. Sama halnya dengan dirinya. Ia tidak jauh berbeda dengan Naufal. Tidak merasakan kebahagiaan juga kehangatan di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAKEYLA (TERBIT)
Fiksi Remaja(Sudah terbit dan open po di ig @luxurypublisher1) Beberapa part terakhir sudah diunpub Saga Febriano. Pria dingin dan irit bicara, sekalinya berbicara perkataannya bisa menyakiti orang lain. Selalu memakai seragam urak-urakan, tapi penampilan terse...