SAGAKEYLA | 30

3.5K 156 211
                                        

"Satu dari kami terluka, ribuan dari kalian dalam bahaya!"

Alvin Addison

——Happy reading——

"Mau mati lo, hah?!" Saga mencengkram kerah jaket Naufal, dengan kuat.

Keyla maupun markas Calderick adalah dua hal yang tidak bisa ia pilih, karena keduanya memiliki makna tersendiri di hatinya. Keyla, gadis yang sangat ia cintai. Sedangkan markas Calderick adalah rumah kedua atau tempat baginya untuk mengeluarkan keluh kesah, setelah dekapan sang ibu.

Di sana ia bisa belajar arti persahabatan yang sebenarnya, apa itu artinya bersyukur, dan rela berkorban demi orang tersayang. Dari sana juga ia bisa belajar, bahwa bukan musuh yang harus ditakuti, melainkan seorang pengkhianat yang menyamar menyerupai teman.

Naufal terkekeh sinis, lalu menghempaskan tangan Saga pada lehernya. "Kenapa lo marah? Gue kan cuma nyuruh lo buat milih, salah satu di antaranya."

"Ucapan lo udah kelewat batas!" teriak Saga membuat Adam langsung menahanya, kala laki-laki itu ingin menghajar Naufal.

"Kelewat batas gimana? Gue nyuruh lo buat milih Keyla atau markas Calderick, bukan nyuruh milih antara Keyla atau mami lo!" tukas Naufal tertawa remeh.

"Tahan, Ga, lo gak boleh emosi! Dia cuma mau mancing lo doang," bisik Adam saat Saga terus meronta ingin dilepaskan.

"Dia harus dikasih pelajaran, Dam supaya gak asal kalau ngomong!" Dengan nafas yang memburu, Saga menatap Naufal nyalang.

"Jadi, lo milih mana? Keyla atau markas Calderick?" tanya Naufal lagi.

"Gue gak akan milih salah satu dari keduanya!" Saat Adam lengah, Saga langsung kembali menyerah Naufal, membuat wakil Caldercik tersebut memekik kaget.

"Gue bilang tahan! Masalah gak akan kelar, kalau lo nyelesaiinnya pake emosi!" ucap Adam berusaha menenangkan Saga.

Naufal menghapus darah yang keluar dari hidungnya, akibat serangan mendadak dari Saga. Laki-laki berhidung mancung itu, memberikan isyarat lewat kontak mata pada Aland, membuat wakilnya itu mengangguk paham.

Dalam hitungan menit, Saga dan Adam langsung terkepung oleh puluhan anggota Drystan. Banyak di antaranya yang membawa senjata tumpul, semacam kayu balok, tongkat Baseball, tongkat besi dan masih banyak lagi.

"Mereka main keroyokan," ucap Adam mengamati para anggota Drystan.

"Kalian berdua kalah jumlah, jadi ngalah aja deh!" ucap Aland membuat Saga menatap tajam dirinya.

"Kita gak akan pernah nyerah, sama pengecut yang sukanya main keroyokan kaya kalian!" ucap Saga meludah kesal.

Naufal terkekeh pelan, lalu menepuk pundak Saga. "Kalau gak gini, gue gak akan pernah menang."

Setelah mengatakan hal itu, Naufal langsung melayangkan sebuah pukulan, yang langsung ditepis laki-laki beralis tebal itu.

"Orang yang main curang, gak akan pernah menang!" tukas Saga dingin.

Aland memberikan kode pada yang lainnya, membuat yang lain langsung menghajar Saga dan Adam.

"Licik lo, Fal!" teriak Saga seraya menghajar anggota Drystan yang mengepungnya.

Naufal tertawa senang melihat kedua laki-laki di hadapannya, tengah berusaha melawan pasukannya. Laki-laki itu akan pastikan, jika Saga akan menyerah padanya, dan akan memberikan salah satu di antara pilihan yang ia ajukan tadi.

"Pastiin kalau Saga sama Adam kalah, malam ini juga!" tukas Naufal pada seluruh anggotanya.

"Hati-hati, Ga! Mereka bawa senjata, bisa aja tiba-tiba mereka nyerang kita pake senjata," ucap Adam membuat Saga lebih berhati-hati.

SAGAKEYLA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang