"Belajar menerima keadaan, tanpa harus membenci kenyataan."
–Darel Angkasa–
——Happy reading——
"Key, kamu kenapa?" Darel menatap Keyla yang terlihat gelisah. "Kok kaya gelisah, gitu?"
Keduanya berada di ruang rawat Darel. Saga dan Adira belum datang, Mira dan Faisal sedang ke kantin rumah sakit. Sedangkan Arka, pria itu dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Huftt, deg-degan, Rel." Keyla beberapa kali tampak mengatur nafas, seraya mengelus dadanya. "Duh. Gimana, nih?"
"Deg-degan kenapa?"
Keyla menarik napas panjang. "Kamu kan, mau operasi. Ya, aku jadi nervous."
Darel terkekeh pelan. "Kan yang mau operasi aku, bukan kamu."
"Iya, sih. Tapi, aku deg-degan sama hasilnya. Semoga kabar baik yang aku dapet," ucap Keyla membuat Darel tersenyum kecil.
Setelah mengatur semua persiapan operasi, dokter langsung menetapkan tanggal dan jam operasi berlangsung. Dan hari ini, tepat satu jam lagi, operasi tersebut dilangsungkan.
Banyak doa dan harapan yang mereka langitkan. Berharap, Tuhan mengambulkan doa-doa mereka. Mereka ingin, Darel sembuh dan bisa berkumpul bersama mereka seperti sedia kala. Dan Darel tidak perlu mengkonsumsi berbagai macam obat, serta merasakan sakit lagi.
"Kamu yang semangat ya, Rel! Apapun hasilnya, aku bakalan berusaha untuk ikhlas," tukas Keyla memelankan suaranya di akhir kalimat. Ada rasa sesak saat ia mengucapkan kalimat tersebut.
Darel menggenggam tangan Keyla lembut. "Kamu harus yakin, kekuatan doa juga ketulusan dalam berharap, gak akan pernah kalah."
Keyla menatap Darel lama. Matanya mengisyaratkan kesedihan juga ketidakrelaan. "Aku yakin, semua bakal berjalan dengan baik!"
Darel tersenyum saat Keyla memeluknya. Mengelus rambut panjang gadis itu penuh kasih sayang. Sahabat kecil yang sudah ia anggap sebagai adik perempuannya itu, memiliki tempat tersendiri di hatinya. Sahabat, teman, rumah, juga penyemangat dan satu-satunya alasan ia masih bertahan hingga sekarang.
"Aku mau, kamu sembuh, Re!" Keyla melepas pelukannya. Menatap Darel sendu, dengan tangan yang menggenggam jemari dingin Darel.
"Serahin semuanya ke Allah, ya!" Darel tersenyum teduh, membuat Keyla mengangguk dengan mata berkaca-kaca. "Kamu mau janji sama aku, ga?"
Keyla menatap Darel bingung. "Janji apa?"
"Kamu harus ikhlas kalau semisal hasil operasinya nanti, gak sesuai sama apa yang kamu harapkan! Kamu juga harus terus sama Saga, karena cuma dia yang pantas untuk jadi pendamping kamu. Dan kalau nanti hasil akhirnya gak baik, aku titip ayah, bunda sama Adira, ya? Tolong jaga mereka, terutama bunda. Tolong, gantiin peran aku. Aku yakin, kamu pasti bisa!" pinta Darel, membuat pertahanan Keyla runtuh. Air mata yang sedari tadi ia bendung, mengalir begitu saja dengan derasnya. "Key."
Darel mengeratkan genggamannya. Menatap Keyla yang menunduk, dengan rasa sesak di dadanya. "Aku mohon, kabulin permintaan aku!"
Keyla menggeleng tak setuju. Darelnya pasti sembuh! "Aku yakin, ka–kamu pasti sembuh, Rel!"
"Key. Lihat aku!" Darel menangkup pipi Keyla, menatap mata berair itu lekat. "Kita gak tau, hasil akhirnya gimana. Aku cuma mau nyampein, apa yang aku mau. Aku takut, ini permintaan terakhir aku, Key."
"Darel!" Keyla mengeraskan tangisannya. Sungguh, perkataan Darel membuat pikirannya membayangkan yang tidak-tidak. Ia tidak mungkin bisa kehilangan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAKEYLA (TERBIT)
Fiksi Remaja(Sudah terbit dan open po di ig @luxurypublisher1) Beberapa part terakhir sudah diunpub Saga Febriano. Pria dingin dan irit bicara, sekalinya berbicara perkataannya bisa menyakiti orang lain. Selalu memakai seragam urak-urakan, tapi penampilan terse...