"Maju terus pantang mundur!"
–Calderick–
——Happy reading——
"Key?"
Keyla mendongak, menatap pria di hadapannya. Pria yang selalu ada di saat ia membutuhkannya—Darel Angkasa. Pria tampan yang kerap dipanggil Darel tersebut merupakan sahabat Keyla.
"Kamu nangis, lagi?" tanya pria tampan berbalut hoodie putih tersebut.
Keyla menggeleng pelan. "Ah, enggak kok."
Darel tersenyum tipis, lalu ia berjongkok di hadapan Keyla. "Ketara banget bohongnya."
Keyla memanyunkan bibirnya. "Kamu, tau dari mana kalau aku ada di sini?"
"Dari Adinda." Darel meraih bunga di keranjang milik Keyla, lalu menaburkannya di pusara orang tua Keyla.
"Darel bakal selalu jagain Keyla, semampu Darel, om, tan," batin Darel tulus.
Keyla berdecak kesal. Sebelum pergi ke sini, ia sempat mengabari Adinda agar tidak mencarinya. Tapi, anak itu malah memberi tahu Darel.
"Kenapa nangis? Ada yang jahilin kamu?" Darel menatap Keyla teduh.
"Aku gak nangis, beneran deh." Keyla mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya, membentuk peace.
"Jangan bohong, Key!"
"Ngobrolnya jangan di sini. Kita pindah ke taman aja, yuk!" ajak Keyla mengalihkan pembicaraan.
Keyla berdiri, membuat Darel menghela nafas pelan. Keyla memang susah untuk terbuka padanya, padahal ia dan Keyla sudah bersahabat sejak kecil.
Karena tak ingin berdebat, Darel pun menuruti perkataan Keyla. Darel membawa Keyla ke taman dekat komplek rumah mereka, menggunakan mobil hitam miliknya.
Mereka sudah sampai di taman beberapa menit lalu. Duduk di bangku panjang yang tersedia di taman. Sedari tadi keduanya hanya diam. Karena merasa risih, Darel pun buka suara.
"key," panggil Darel.
"Iya?" sahut Keyla.
"Kamu belum jawab pertanyaan aku yang tadi loh, Key." Darel menatap lekat Keyla. Ada yang disembunyikan oleh gadis di sampingnya ini.
"Aku gak kenapa-napa kok, Rel. Cuma kangen mama, papa, aja." Keyla tersenyum ke arah Darel.
Darel tau itu senyum palsu. Senyum yang selama ini Keyla tunjukkan padanya, ataupun pada orang lain.
Darel menghela nafas pelan. Ia tidak tau harus melakukan apa supaya Keyla mau bercerita kepadanya.
"Kamu bolos, Key?" tanya Darel yang baru menyadari jika Keyla masih memakai seragam.
"Hehe, iya." Keyla menyengir, membuat Darel jadi gemas padanya.
"Bolos mulu, deh. Kamu tuh udah kelas 12, Key. Seharusnya kamu rajin sekolah. Kalau sering bolos ntar gak lulus loh," tutur Darel lembut.
"Maaf. Janji deh gak ngulangin lagi," ucap Keyla pelan.
"Aku ngomong gini untuk kebaikan kamu sendiri, Key." Keyla mengangguk paham.
"Kamu juga bolos ya, Rel?" tanya Keyla.
Jam segini seharunya Darel di sekolah, kan? Tapi, kenapa pria itu malah bersamanya?
Mereka sekolah di SMA yang berbeda. Keyla sekolah di SMA Bima Sakti, sedangkan Darel sekolah di SMA Harapan Bangsa. Karena sekolah mereka berbeda, sulit bagi Darel untuk memantau Keyla. Begitupun sebaliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAGAKEYLA (TERBIT)
Teen Fiction(Sudah terbit dan open po di ig @luxurypublisher1) Beberapa part terakhir sudah diunpub Saga Febriano. Pria dingin dan irit bicara, sekalinya berbicara perkataannya bisa menyakiti orang lain. Selalu memakai seragam urak-urakan, tapi penampilan terse...