Bagian 11

1.6K 131 135
                                    

Yo!! Ketemu lagi nih.

Seneng? sedih? B aja?

oke, masa bodo.

Wkwkwkwk

Awaaasss tergelincir typo!

Tinggalkan vote dan komen, jangan sider ya orang baik.

Happy reading 🤸

***
Author'Pov

***

"Berharap terlalu jauh, bisa bikin lo jatuh terlalu dalam juga."

Gevanol Rayeda
__________________

Kerusuhan di kantin semakin menjadi-jadi dikala segerombolan cowok-cowok dengan tingkat kepopuleran tinggi dan disegani seantero Harapan Jaya menapakkan kaki kesana, siapa lagi kalau bukan---

7 Inti DIXON!


Gevanol Rayeda, sang pemimpin digenerasi ini malah berjalan dengan gaya tengil bin sinting, yang cengengesan ga jelas bareng sohibnya-Fino Nendra Wirana.

Pimpinannya aja begini, ga ada sangar-sangarnya. Kenapa satu sekolah pada takut sama dia?

Ya, itu karena kalau sudah turun ke jalanan semuanya akan berubah, sosoknya akan berubah menjadi iblis yang haus akan darah.

Disampingnya ada kebanggaan yang paling dibanggakan, siapa lagi kalau bukan Askarra Wiradijaya- si batu Antartika dengan berbagai prestasi dan keahlian yang dirinya miliki.

Masih setia dengan wajah datar tanpa ekspresi, yang bikin kaum hawa auto kejang-kejang, asma, asam urat, hipertensi, bahkan jantungan atau mungkin bisa koid ditempat (Koidnya suri tapi).

Disebelah Aska ada Danil Ghaliamirza, sosok ini sibuk sendiri ngedip-ngedipin mata kayak kelilipan lalet ke kumpulan ciwi-ciwi. Meski tau Danil sejenis Fuckboy, masih aja yang ngantri buat donor nama jadi pacar atau gebetannya.

Sementara dibelakang, ada tiga orang yang asik mengobrol ringan.

Fikri Adiyatama, dengan stelan jaket pink kesayangannya. Yusuf Zayan Maulana, yang tertawa garing sambil menepuk-nepuk pundak teman disebelahnya, yang di pukul sih cuma menatap ogah, lagian dia ga peduli, dia Rayden Puspandera.

Sosok langganan BK karena terlalu sering Alpha, bolos, atau cabut dari jam pelajaran ini, kembali ke sekolah karena dipaksa oleh kedua orang tuanya, lagi. Terpaksalah dia berpisah dengan konsol game kesayangannya.

Mereka duduk ditempat biasa, di pojokan kantin.

Monic, Miki dan Viola membawa makan mereka untuk mencari tempat duduk.

Penuh!

"Buset, masa kita selonjoran di lantai?" ucap Viola masih menatap sekitar.

"Yakali!! Ga mau gue, masa cewek cakep kaya gue selonjoran di lantai?" protes Monic ogah, membuat keduanya memutar bola mata malas, sampai ada satu suara yang membuat ketiganya menoleh kebelakang.

"Cewek~ mau duduk disini ga?" dari penampilannya mungkin cowok ini adalah kakak kelas. Dia menaik-turunkan alis matanya genit sembari tersenyum.

Miki bergidik sendiri karenanya, sementara Monic membalas dengan senyuman mautnya. "Beneran nih, Kak? kita boleh duduk?" tanyanya manis.

VIOLA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang