"𝓑𝓮𝓻𝓪𝔀𝓪𝓵 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓪𝓼𝓲𝓷𝓰, 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓭𝓲 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓻𝓽𝓲."
Baru kisaran tiga bulan cewek satu ini pindah ke sekolah baru, tapi sudah membuat namanya kesohor ke seantero sekolah karena prestasi yang dibuatnya. Ya, prestasi...
Sorry kalo Typo, Harap tinggalkan vote dan komen, jangan jadi Sider oke? :)
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Viola berguling malas di kasur empuk kamarnya yang bernuansa biru pudar dan abu-abu itu. Angin masuk melalui jendela membuat gorden itu beterbangan.
"VI??? VI??? VIOLAA?!!!"
Bruuukk!!
"WOI! VIOLA!!!" seseorang dengan baju bola membuka pintu sembari berkacak pinggang.
"APASIH KAMPRET!" ketusnya kesal menempar bantal ke wajah Rega-abangnya, dari tadi moodnya sudah buruk malah bertambah buruk.
"Buset dah, punya adek gini amat," celetuknya hendak duduk di kasur, langsung saja Viola berseru. "Etttss!! jangan mendekat!"
Rega mengerutkan dahinya bingung, "Nape lu?"
"Lo yang kenapa! bau keringat gitu mau naik ke kasur empuk, nyaman dan aman gue? BIG NO BABI!"
"Babi? baby kalik,"
"Eh iya, maaf, itu adalah Typo yang di sengaja,"
Rega memutar bola mata malas, sikap adiknya ini memang suka di luar nalar, tapi dia ga ambil pusing dan selalu positif thinking kalau otaknya Viola lagi di laundry.
"Pergi lu bang!"
"Lo ngusir gue?"
"Lah iya dong, lo bauk,"
"Ntar gue mandi kembang tujuh rupa tau rasa lo!" Rega melangkah kesal keluar dari kamar Viola.
"Abang kampret, itu mandi udah kayak mandiin jenazah aja, sinting memang." gumam Viola kesal memikirkan abangnya yang ini.
"Giliran bola aja, disayang-sayang sama dia. Lah gue? dibabu-in yang ada."
Rega memang hobi main sepak bola, kadang bola basket atau takraw. Saking sukanya, bola kotor di bawa tidur ama dia, kadang Viola bingung sendiri. Dia sodaraan sama Tsubasa apa gimana?
Pernah sekali, waktu masih SMP. Saat itu Viola ikut bersama Rega main sepak bola di lapangan. Viola yang antusias melihat gesitnya para pemain agak mendekat ke lapangan.
Dan seketika,
Bruukkkkh
kepalanya di cium oleh bola itu. Dia tersungkur ke tanah dengan kepala yang nyut-nyutan. Waktu ngeliat Abangnya mendekat, dia agak tersenyum tipis.