Braaakh!!!
"Anjing!" umpat seorang cowok setelah menendang pintu besar rumahnya. Rumah yang cukup sunyi dengan suasana yang mencekam, padahal warna rumah ini tergolong cerah.
"Gevan bangsat! Argghh!!!" dia berseru frustasi sambil mengacak-acak rambutnya geram. Suaranya bahkan menggema didalam ruangan itu.
"Dixon sialan! Semuanya sampah!"
Tap ... tap ... tap ... tap.
Suara langkah kaki terdengar, cowok itu menoleh kasar ke arah tangga. Tampak pria dengan stelan jas rapih dan sepatu kulit yang mengkilap, berjalan turun lalu menghampirinya.
"Why?" Pria itu bertanya heran. Cowok itu hanya diam, entahlah, dia menunduk menahan rasa geramnya.
"Kalah lagi? Haha, benar-benar payah." Lanjutnya lalu tertawa keras, sangat keras hingga menggema.
Cowok itu semakin panas, dia marah, kedua kubu jarinya mengepal hingga memutih.
"Coba hitung, sudah berapa kali kamu kalah? Ah, tidak. Lebih tepatnya, berapa kali kamu menang?" Pria itu berbisik pada telinganya. Suara berat yang penuh intimidasi.
"Arrghh!!"
Brak!
Bruk!
Praang!!
Cowok itu mengamuk, dia menghajar habis-habisan semua benda dihadapannya. Hiasan meja, lampu, dan vas bunga sudah tidak berbentuk kerenanya, hancur, semuanya hancur berantakan.
Pria itu malah tersenyum, senyum yang sangat sulit diartikan maksudnya.
"Tenang saja, kemenangan mereka tidak akan lama. Bersenang-senanglah dulu wahai para tikus kecil," Pria itu terkekeh diakhir kalimatnya. Raut wajahnya tidak bisa digambarkan, entah apa yang dipikirkannya.
<><><><><>
"Heh! Viola!"
Masih pagi, tapi Khanza dan para teman a.k.a babunya, sudah berdiri didepan pintu kelas 12 IPA 3. Cewek itu berkacak pinggang.
Yang dipanggil hanya menguap malas, dia lebih memilih melipat kedua tangannya lalu dijadikan bantal, dan tidur.
Bagaimanapun, semalam dia begadang demi maraton one piece bersama kedua Kakak laknatnya. Dan anime itu tetap saja tidak ada habisnya.
Lagian Viola juga udah nyerah, mending nonton AOT. Apalagi, Ayang-nya lagi mandi kecap, kecap bango awokwowkwk.
(Warning! bisa menyebabkan emosi sejenak bagi para Ayang Levi!)
"Oi! Gue manggil lo!" teriak Khanza lagi, dia masuk seenaknya ke kelas orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLA [SELESAI]
Teen Fiction"𝓑𝓮𝓻𝓪𝔀𝓪𝓵 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓪𝓼𝓲𝓷𝓰, 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓭𝓲 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓻𝓽𝓲." Baru kisaran tiga bulan cewek satu ini pindah ke sekolah baru, tapi sudah membuat namanya kesohor ke seantero sekolah karena prestasi yang dibuatnya. Ya, prestasi...