Tenang, part kali ini ga ada sad-nya, mungkin sesad ada
***"Dia, gimana ya?"
Aska bergumam sendiri dimeja belajarnya. Sudah sejak tadi dia bergumam-gumam tidak jelas. Entah kenapa cowok satu ini.
Malam itu, dia tidak sengaja melihat Viola kebut-kebutan di jalan. Dia mengikuti cewek itu sampai ke sungai. Dan disana, Aska mendengar Viola berteriak frustasi, lalu menangis.
Setelah tertidur, dia mengantarkan Viola ke rumahnya. Lalu meminta untuk tidak memberi tau kalau dia yang menemukan Viola. Aska cukup heran, padahal dia mengira keluarga cewek aneh satu ini baik-baik saja.
"Lah, ngapain gue mikirin itu sih. Ga guna banget," Aska memukul mejanya pelan dengan dahi berkerut. Mengumpati dirinya yang bodoh karena memikirkan hal yang tidak bermanfaat.
Kebetulan sekali di pintu kamarnya yang terbuka, tampak adiknya—Adelio yang entah sejak kapan berdiri disana.
Siswa kelas 9 SMP itu menggeleng heran dengan kakaknya."MAAAH!!! ABANG KERASUKAN!!!" teriakan kencang Adelio membuat Aska menoleh,
"Apasih bocah prik!" umpatnya kesal.
"Abisnya abang kayak orang sinting, tadi ngomong sendiri terus marah-marah sambil mukul meja. Aneh banget,"
"Diem lo!"
"Hih, ngeri." Adelio bergidik ngeri dengan tingkah laku kakaknya.
"Pergi sana!" Aska berniat menutup pintu kamarnya, tapi Adelio menghalangi dengan tangan.
"Apa sih!" ketus Aska kesal, adiknya itu tersenyum jahil. Dia membisikkan sesuatu pada Aska.
Wajah datar itu tampak kaget, seketika dia menendang kaki adiknya lalu menutup pintu keras. Terdengar Adelio tertawa kencang diluar sana.
Cowok itu berjalan ke kasur miliknya, lalu berbaring lelah. Kata-kata dari adik laknatnya itu berputar dikepalanya.
Lo, lagi jatuh cinta ya Bang?
"Siapa yang jatuh cinta coba, dasar bocil!"
***
Hari ini, senin. Hari yang paling anti bagi para siswa-siswi di sekolah ini. Dan yah, semua doa mulai bergumam dimulut mereka.
Tuhan, mohon turunkan hujan...
Langit, bisakah kau turunkan hujan dengan petir? sambar aja kepala sekolahnya, gapapa.
Semoga hari ini semua guru diare mendadak, Aamiin.
Semoga kalender hari ini mendadak jadi merah.
Baru juga kemarin libur lah udah sekolah lagi, mana libur kaga berasa lagi anjir.
Maak pen pulang.
Panas bangett!! karatan gue lama-lama.
Upacara pun berlangsung, sepertinya doa-doa biadab para siswa itu tidak terkabul. Apalagi langit yang pagi ini sudah cerah bersanding dengan matahari sinarnya menusuk kulit."Buset, gue telat.." Viola bergumam pelan. Dia melihat ke sekeliling, semua fokus kedepan, pada pembina upacara.
Melihat ada kesempatan, dia berjongkok lalu berjalan mengendap-endap dibelakang barisan siswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLA [SELESAI]
Teen Fiction"𝓑𝓮𝓻𝓪𝔀𝓪𝓵 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓪𝓼𝓲𝓷𝓰, 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓭𝓲 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓻𝓽𝓲." Baru kisaran tiga bulan cewek satu ini pindah ke sekolah baru, tapi sudah membuat namanya kesohor ke seantero sekolah karena prestasi yang dibuatnya. Ya, prestasi...