‼️Seperti Biasa Kawan. Ambil baiknya, buang buriknya‼️
Happy Reading!
*****
“Satu hal yang paling melekat pada Mereka. Yaitu kesetiaannya satu-sama lain.”
🏴☠️DIXON GANG🏴☠️
‘Bantai atau Dibantai!’***
"BACOT ANJENG! GUE MATIIN LO BANGSAT!"
"PANGGIL BAPAK LO SINI, GUE AJAK BAIWAN!"
"BANYAK BACOT NJING! MAMPUSIN KEK!"
"PARANG WOI! PARANG!!"
"GUE BACOK NIH, PALA LO!"
Suara gaduh berisi berbagai umpatan kesetanan itu riuh di pertengahan jalan raya yang sepi. Masyarakat sekitar menjauh dan sibuk mengunci diri dirumah masing-masing, takut melerai dua kubu yang sedang betrok itu.
Api dendam terus menerus terbakar, tak ada yang mau kalah ataupun mengalah. Suara berbagai senjata tajam yang saling beradu, nyaring memekakkan telinga.
Ditambah dengan terik matahari yang panas, membuat atmosfer di sana seakan-akan semakin menipis.
"GEPAAAN!! GEPAAAN!!"
Suara cempreng nan nyaring itu memecah keriuhan yang terjadi, cewek yang rambutnya sudah lengkat dan acak-acakan itu melambai dengan raut khawatir.
Gevan yang merasa terpanggil menoleh bersama Fikri yang berada di sampingnya.
"APAAN KAMPRET? GA LIAT GUE LAGI DI UJUNG HIDUP DAN MATI HAH? LO MAU BIKIN GUE DAPET BENDERA KUNING DULUAN YA?!"
"AH BANGSAT! ITU ..., ITUU!! POLISI OTW KE SINI ANJIRR!"
Teriakan Viola yang nyaring itu membuat semuanya berhenti kemudian menoleh kepadanya. Hening, tiga detik kemudian suara sirine membuyar semuanya.
SMA Dharmabangsa langsung mengangkut semua siswanya untuk menyingkir.
Anak-anak Dixon—SMA Harapan Jaya tentu tidak terima. Sedang asik-asiknya mengobarkan api amarah, mereka malah lari seperti pengecut, ah benar, mereka 'kan memang pengecut.
"BALIK SINI ANJENG! GUE BANTAI LOO!"
"PENGECUT!! PAKE ROK SANAA!"
"GENG BANGSAT! PRIK!!"
"HUU!!"
Ketua Dharmabangsa, siapa lagi kalau bukan Satria–masih ingat?–dia membalikkan badannya, lalu mengangkat jari tengahnya ke udara. "FUC*K!"
Fino yang melihat itu bertambah kesal jadinya, "apasih anjir, prik!"
"HUU! BOCAH PRIK! NIH GUE JUGA PUNYA, FU*K YOU TOO!" Gevan mengangkat kedua jari tengahnya ke udara, melihat itu, semua anggotanya ikut melakukan hal yang dilakukan oleh ketua mereka.
"Udah bangke! jangan pada nge-fucek anjir, cepetan kita cabut!" ujar Viola yang sudah naik ke atas motor besarnya.
Puluhan motor, baik itu motor besar nan gagah, maupun motor biasa yang dimodif agar bersuara keras, melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.
Banyak pengguna jalan yang mengumpat kesal karenanya. Tapi tetap saja, Gevan–yang masih menjabat menjadi ketua Dixon itu malah berteriak kegirangan.
Jam 11:14.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLA [SELESAI]
Teen Fiction"𝓑𝓮𝓻𝓪𝔀𝓪𝓵 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓪𝓼𝓲𝓷𝓰, 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓭𝓲 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓻𝓽𝓲." Baru kisaran tiga bulan cewek satu ini pindah ke sekolah baru, tapi sudah membuat namanya kesohor ke seantero sekolah karena prestasi yang dibuatnya. Ya, prestasi...