Yo Bro! Pa Kabar nih?
Jangan lupa vote sama komen!
Happy Reading, moga suka.
•••
“Terkadang hal yang kecil bisa berdampak begitu besar.”
Rayden Puspandera
__________________________
"Ambilin tas gue!""Loh, kita ada Pr? Lo kerjain Pr gue ya,"
"Itu jawaban lo? Pinjem, mau gue salin."
"Gue laper nih, beliin batagor dong, Ka."
"Beliin gue teh es di kantin, cepet! ga pake lama!"
"Oiya, motor gue lagi dibawa, lo cariin gue taksi ya. Sekalian lo aja yang bayarin."
"Besok bawain cat sama buku gambar buat gue, jangan lupa!"
Braakkhh!!!
Aska menendang pintu kamar mandi dengan kesal, bagaimana mungkin dirinya diperlakukan demikian oleh cewek gila itu?
Disuruh ini, disuruh itu!
Aska sekarang ingin sekali menceburkan kepala tak berotak milik Viola ke empang tetangga.
Bingung? Sama, gue juga :v
Aska menatap pantulan wajahnya yang dibasahi air, ingatannya berputar kembali pada kejadian tadi pagi.
“Dipanggil, Aska dan Viola kelas 11 IPA 3 untuk menghadap ke ruangan majelis guru. Diulangi, agar Aska dan Viola bisa menghadap ke ruang majelis guru sekarang, terimakasih.”
Viola langsung melangkahkan kaki ke ruangan yang dimaksud, saat masuk sudah tampak Aska, Bu Seta, Pak Aziz serta Kepala Sekolah disana.
Tanpa disuruh, Viola sudah mendudukkan pantatnya dikursi sebelah Aska. Hal itu membuat Bu Seta dan Pak Aziz menghela nafas panjang.
"Kenapa nih, kok Inces di panggil-panggil? kangen ya?"
Bu Seta ingin menggampar bolak-balik wajah Viola sekarang, tampangnya yang bertanya itu seolah-olah tanpa dosa.
Mana duduknya ga ada sopan-sopan sama sekali, ngangkang kaya preman pasar nunggu hasil palakan.
"Ekhem..." Pak Aziz berdehem pelan mencoba bersikap biasa saja, meski bapak Kepala Sekolah sedang menatapnya tajam.
"Silahkan Pak,"
Mata tajam Pak Burham-Kepala Sekolah, langsung menatap Viola dan Aska bergantian. Perlahan, pandangannya mulai melunak, dan tersenyum hangat.
"Terimakasih untuk kalian berdua, kalian sudah membawa nama sekolah kita dengan baik. Terutama kamu, Viola."
"Saya?" beo Viola menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, maaf sebelumnya karena kemarin saya sempat memarahi kamu bahkan mengancam kamu untuk dikeluarkan dari sini,"
Ya, itu memang benar. Khanza mengadu kepala ayahnya-Pak Burham selaku Kepala Sekolah, dengan tuduhan tindakan penganiayaan terhadap siswa dan bullying. Dia juga memanggil ke-empat babunya untuk bersandiwara.
Entah kenapa, waktu itu Pak Aziz membela Viola dengan dalih akan mengikuti lomba esok hari. Dan Bu Seta bersama Bu Liss membawa rekaman cctv didekat koridor dan menunjukkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLA [SELESAI]
Teen Fiction"𝓑𝓮𝓻𝓪𝔀𝓪𝓵 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓪𝓼𝓲𝓷𝓰, 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓭𝓲 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓻𝓽𝓲." Baru kisaran tiga bulan cewek satu ini pindah ke sekolah baru, tapi sudah membuat namanya kesohor ke seantero sekolah karena prestasi yang dibuatnya. Ya, prestasi...