Bagian 12

1.5K 128 144
                                    

Cieee yang weekend cuma dirumah doang mantengin Hp, nunggu notip chat dari DOI ya?

Awokwowkwk

Kalian dari daerah mana?

Maklumi Typo ok.

Tinggalkan vote dan komen disetiap paragraf ya!

Ramein bang 🛐

follow Instagram @myrsh.31 jangan lupa spam like, awokwowkwk 🗿

•••

"Segala sesuatu tidak akan datang tanpa sebab."

Askarra Wiradijaya
_________________________

•••

"Ini bukan sih rumahnya?" guman Viola memandang rumah berlantai dua dengan halaman yang sangat luas, bangunan mewah dengan cat putih dan orange itu terlihat menawan dengan banyaknya taman disekitar rumahnya.

Ting tong!

"Maaf neng, nyari siapa ya?" tanya penjaga rumah melihat kedatangan Viola.

"Nyari si batu-- eh, Aska maksudnya Pak, ini bener rumahnya apa bukan ya?"

"Oohh, den Aska. Iya neng, ini rumahnya, silahkan masuk saya antar."

Viola mengangguk, hampir saja dia memanggil anak sultan ini dengan embel-embel gaje yang dibikinnya. Bukan takut, tapi jaga-jaga aja kalo nanti si satpam malah cepu ke nyonya besar kan waswat.

Orang tuanya kayak gimana? Anaknya aja modelan begini... jangan-jangan emaknya sepupu Hulk lagi. Bisa dibanting gue kalo salah omong, atau emaknya titisan kak Ros si kembar botak. Auto kena amuk dah..

Viola terus-menerus memikirkan hal-hal aneh tentang orangtuanya Aska, apa emak bapaknya adalah dua kutub, sehingga menghasilkan anak sejenis batu Antartika kayak Aska yang dinginnya ngalahin kulkas Siskachol.

"Permisi nyonya, ini temen den Aska ada dateng," ucapan satpam itu membuyar lamunan Viola, secara tak sadar dia sudah berada didalam rumah, dihadapannya ada sesosok wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan anggun.

Dia berbalik menatap Viola. Yang ditatap menelan ludah susah payah dengan mata wanita itu yang sekilas menakutkan. Apakah hayalan nya itu adalah kenyataan?

"Wahhh!! Temen Aska ya?? Kapan datangnya? nama kamu siapa? pacar Aska bukan?? aduh, maaf tante seneng ada tamu," tiba-tiba saja wanita itu menggenggam kedua tangan Viola riang, berbagai pertanyaan pun terlontar begitu saja.

"E-eh.." Viola heran sendiri, ini orang kesambet apa gimana?

Melihat Viola yang tidak membalas, membuatnya kembali berucap. "Kamu bingung ya? sama kok tante juga,"

"Heheh..iya Tan," Viola hanya menyengir.

Wanita itu menoleh pada Satpam seraya tersenyum, "Pak Udin makasih ya udah anterin,"

"Iya, Nya. Saya permisi dulu, gerbangnya tadi kebuka." Demikianlah Satpam itu segera menyingkir dari sana.

Tangan Viola ditarik ke sofa oleh Mira-Mama Aska. "Duduk dulu yuk, mau minum apa?" tanyanya ramah.

VIOLA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang