Bagian 46

1.4K 73 5
                                        

“Gue kehabisan kata-kata motivasi.”

*****

"Serius ga papa?"

"Gapapa!! Nyinyir amat sih lo, udah nanya begituan enam kali tau gak?"

Viola memutar bola matanya malas, menurutnya Fikri terlalu berlebihan, padahal 'kan cuma mimisan biasa. Sepertinya.

Itu yang ke empat kalinya minggu ini.

Viola membatin, memang sudah beberapa kali dia mimisan. Tapi tidak banyak, hanya sedikit dan bahkan tidak terasa sama sekali. Mungkin itu akibat dirinya yang kelelahan. Hanya begitulah tanggapan Viola.

"Lo gak pusing?? Mual atau apa gitu?"

"Dih! Lo kira gue bunting pake ngerasain itu segala?!"

"Y-ya ..., engga sih. Hehe."

"Udah ah, mending gue ke ruang BK."

"Iye dah, gue balik ke kelas dulu. Jangan bikin ribut lo di sana."

Berpisah dengan Fikri, Viola melangkahkan kakinya ke tujuan. Sedari tadi namanya sudah terpanggil dua kali dari speaker pengumuman. Dengan malas dirinya berjalan ke sana, ya, lagipula dia tidak ada kerjaan.

Setelah inipun pasti sekolah akan dipulangkan, lalu besoknya melaksanakan ujian akhir semester pertama lagi hingga Sabtu.

Tok ... tok.

"Masuk." Cewek itu masuk dan mendudukkan diri di hadapan guru BK itu, Bu Seta, dan disampingnya ada wali kelas Viola.

Viola tebak, kalimat yang akan dikatakan oleh guru itu adalah-

"Ke mana saja kamu, Viola?"

Benar 'kan? sudah ditebaknya.

"Healing."

Bu Seta menatap siswinya itu dengan datar. Padahal tadi dirinya sudah sangat khawatir dengan keadaan Viola. Jangan salah, biar galak begitu, dia sebenarnya sangat peduli dengan para siswa-siswinya, terutama yang terlihat punya masalah seperti Viola.

"Yang jujur Viola! Jawab aja."

"Saya males sekolah kemarin-kemarin Buk, makanya ga masuk, hehe, maaf ya." Jawab Viola sambil cengengesan dan menggaruk kepalanya sendiri. Terlihat jelas dimata kedua guru itu bahwa siswinya sedang berbohong.

Menghela napas khawatir, mereka juga tak bisa memaksa murid sendiri untuk mengatakan semuanya 'kan? Menjadi tempat bagi mereka untuk bercerita memang adalah tugas guru, terutama guru BK.

"Yasudah kalau tidak mau cerita." Bu Seta mengode kepala wali kelas Viola, dan guru muda berkacamata itu menyerahkan beberapa rangkap kertas.

"Ini tugas-tugas yang harus kamu selesaikan, kalau tidak nilai raport kamu akan kosong seperti waktu itu. Batas waktunya dua minggu, ngerti 'kan?"

Viola menatap kertas-kertas yang diberikan Bu Seta padanya, "Males saya Bu. Gak bisa isiin aja angka berapa kek gitu ke raport saya?"

"Bisa."

"Yang bene-"

"Angka nol."

"Ingin ku berkata kasar ...," gumam Viola pelan, dia merasa kesal.

"Ngomong apa kamu?" tanya Bu Seta mengangkat satu alisnya.

"Ibu cantik banget deh, jadi gemes pen banting." Viola langsung kabur dengan tertawa keras.

"MURID KURANG AJAR!"

• • • • •

Di tempat berbeda, dengan orang-orang yang sangat berbeda pula. Di sebuah ruangan yang minim pencahayaan, di sana terdengar suara langkah kaki yang menggema ketika seseorang masuk, disusul oleh seorang gadis remaja yang masih berpakaian seragam SMA dibelakangnya.

VIOLA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang