Sorry for typo and enjoy
Sepulangnya dari kedai Jibran di ajakin ngobrol sama Chirza di teras belakang. Katanya sih ada hal penting, tapi Jibran izin buat mandi dulu baru nyamperin abangnya itu.
Beres mandi akhirnya Jibran nyamperin Chirza yang lagi duduk di pinggir kolam ikan di belakang rumah mereka.
"A.." Jibran jalan nyamperin abangnya, jalannya masih sambil nyeret kaki karena belum sepenuhnya pulih. Masih sakit, apalagi habis di urut sama abah tadi.
"Sini." Chirza nyuruh Jibran buat duduk di tempat kosong yang ada sebelahnya.
Jibran duduk di samping Chirza, padahal udah nungguin Chirza ngomong. Tapi si empu malah asik kasih makan ikan di kolam.
"Tadi mau ngomong apa?"
Chirza berhenti sama aktifitasnya. Dia senyum kecil terus duduk ngehadap ke arah Jibran.
"Jangan kaget ya?"
"Hah?"
"Tadi aa sama abah dari rumah sakit.."
"Siapa yang sakit?" Tanya Jibran.
"Abah, tekanan darahnya lumayan tinggi. Pulang dari bogor ngeluh pusing terus.."
Jibran nundukin kepalanya.
"Jadi mulai sekarang kita harus kompak jagain abah. Kesehatan abah harus bener-bener di perhatiin." Jelas Chirza.
Jibran anggukin kepalanya.
"Ya udah, sekarang masuk yuk.. sebentar lagi adzan Maghrib." Ajak Chirza.
Mereka masuk ke dalam rumah, gak lama abah keluar dari kamarnya dan papasan sama mereka berdua.
"Mau sholat berjamaah?" Ajak abah.
"Boleh, anu bah.."
"Kenapa Za?"
"Izza boleh jadi imam?" Tawarnya.
Abah tersenyum kemudian mengiyakan keinginan Chirza. Hari ini sengaja gak sholat berjamaah di mushola, mereka sholat bertiga di rumah dengan Chirza yang jadi imam sementara Jibran yang jadi makmum nya.
Selesai sholat waktu Jibran ngedoa, abah diam-diam nangis lihat dua anak laki-laki nya yang makin hari makin dewasa. Mereka gak sedarah, tapi saling menyayangi.
"Bah.." selesai doa Jibran membalikkan badannya menghadap Abah.
Terkejut, abah langsung menghapus sisa air matanya. Dia kembali tersenyum ketika dua anak lelakinya datang mendekat dan mencium punggung tangannya.
"Semoga abah di kasih umur yang panjang buat lihat kalian sampai menikah, dan punya anak." Kata abah sambil ngelus punggung kedua anaknya.
Chirza sama Jibran senyum, tapi dalam hati keduanya juga ikut nangis denger abah ngomong gitu.
"Abah sehat-sehat ya, masih ada teh Sonia yang perlu abah waliin." Kata Jibran dengan suara bergetar.
"Iya atuh, tau gak? Abah tuh bersyukur di kasih izin ngerawat anak-anak baik kaya kalian. Bahkan anak-anak yang ngontrak di sini kaya Caesar, Damar, Malik, Jayden, Juan, Januar, Kresna bahkan Wisnu. Abah sayang sama kalian semua."
Chirza nangis.
"Bah, makasih udah jagain Izza. Udah kuliahin Izza, Izza ngerasa kalau Izza itu anak paling beruntung sedunia karena punya orang tua sambung kaya abah."
Abah senyum terus meluk Chirza.
"Abah yang makasih karena kalian udah hadir di hidup abah."
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak, Pak Sutisna.
HumorAnak pak Sutisna, atau judul lain nya adalah Random in love with you. Cerita receh anak dan ayah, yang hidup satu rumah dengan di kelilingi banyak bocah ingusan yang berisik. Jibran Ramadana nama nya, ett gak sampe situ doang. Jibran Ramadana bin Su...