Caesar

32 9 36
                                    

Sorry for typo and enjoy

Caesar duduk di depan teras kontrakannya, kebetulan siang tadi jenazah abah udah beres di makamin. Dia izin pulang ke kontrakan dulu buat mandi mungkin nanti sore baru balik lagi ke rumah abah.

Sekarang posisinya udah mandi sambil ngelamun di temenin teh anget. Tiba-tiba Caesar senyum kecil, inget pas pertama ketemu abah dulu.

"Permisi?"

Caesar berdiri di depan rumah abah, waktu itu abah lagi jemurin pakaian. Karena denger ada suara orang abah berhenti dari aktivitasnya dan nengok ke depan rumahnya.

"Iya?"

Caesar senyum, dia pakai seragam putih abu-abu dan bawa tas besar berisikan pakaian waktu itu.

"Pak, saya Caesar. Kebetulan dapat info kalau di sini ada kontrakan kosong.."

"Ah, iya betul. Ayo duduk dulu.." ajak abah pada Caesar.

Caesar mengangguk kemudian membawa barang bawaannya masuk ke dalam rumah abah. Dia berjalan mengekori abah dari belakang.

"Duduk dulu ya nak."

Caesar nurut terus duduk, matanya ngelirik ke seisi ruangan.

"Maaf cuma ada teh anget." Kata abah balik lagi bawa dua gelas teh.

Caesar senyum lagi.

"Duh padahal mah gak usah repot-repot pak."

"Iya gak repot kok, oh iya namanya siapa tadi? Kebetulan panggil saya abah aja ya.."

"Nama saya Caesar bah. Caesar Kalandra Wibisono."

Abah ngelihatin Caesar dari ujung kepala sampai ujung kaki. Rambutnya gondrong, mukanya lumayan serem. Masih pake seragam lagi, curiga takut abis di usir atau emang bermasalah.

"Udah ada KTP?"

Caesar ngeluarin KTP dari dalam dompetnya, hari ini kelulusan sekolah. Dulu di Depok bareng mama papanya, karena urusan orang tuanya udah beres, jadi mereka pulang kampung lagi. Sementara Caesar malah netap sendirian.

Kebetulan Chirza ngasih info kalo ada kontrakan yang deket dari kampus mereka nanti, jadilah Caesar datang ke tempat ini.

"Saya baru lulus bah, Alhamdulillah gak macem-macem kok anaknya." Caesar sampai nunjukin raport punya dia ke abah.

Emang sih agak bengal, nilainya juga gak gede-gede amat. Tapi nakalnya Caesar emang gak kebangetan, mentok-mentok cuma bolos sama kabur ke kantin pas sholat Jumat.

"Eum.. nanti KTP-nya fotocopy ya. Kasih abah lagi, sama boleh ngobrol sama orangtuanya?"

Caesar nautin alisnya bingung, ketat banget kayanya mau ngontrak di tempat ini. Tapi dia nurut dan langsung telepon mamanya.

"Hallo! Ada apa Ces."

"Hallo buk, ini saya Sutisna. Kebetulan anak ibu datang ke tempat saya buat ngontrak terus.."

"Oh iya, duh maaf pak gak bisa nganter anak saya. Titip Caesar ya pak, anaknya emang agak keras kepala, cuma nurut kok kalo di bilangin pelan-pelan."

"Oh baik bu, iya saya jagain Caesar nya."

"Kalau memang susah di bilangin, laporin saya ya bah. Cesa! Dengerin kata Bapaknya! Sama kasih nomor mama ke bapaknya! Denger gak Ces?"

Caesar meringis, tapi senyum kecil habis itu.

Setelah sambungannya terputus abah lanjut ngobrol sama Caesar. Karena rumah abah yang sepi isenglah Caesar nanya-nanya.

Anak, Pak Sutisna.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang