Sorry for typo and enjoy
Jibran ngusap mukanya kasar, Caesar sendiri cuma duduk pasang tatapan kosong. Bingung mau minta pendapat ke siapa, mamanya tiba-tiba aja datang tadi malam.
'kita keturunan darah biru, kalau mau menikah seharusnya lebih pilih-pilih. Lihat bibit bebet sama bobotnya.'
Debat panjang lebar sampai akhirnya kartu kredit punya Caesar pun di ambil.
"Kak Ces masih yakin mau lanjut aja sama mba Tata?" Ujar Jibran ragu.
"Ya mau gimana, gue udah janji kok mau seriusin dia. Orang tuanya udah keburu tau." Jawab Caesar pasrah.
"Bukannya awalnya mama lo dukung ya Ces?" Chirza ikut nimbrung setelah keluar dari dapur.
"Itu dia.."
"A Izza, Jibran! TOLONGIN."
Januar motong omongan Caesar dan langsung nyelonong masuk ke dalam rumah Abah.
"Wetttt, selow mas. Ada apa ini?" Suruh Jibran pas Januar ujuk-ujuk masuk terus langsung duduk di depan kursi kosong yang berhadapan sama tempat Jibran duduk.
"Jadi gini..."
"Gue dulu dong. Tadi mau ngomong malah di potong." Caesar manyun.
"Eum, ya udah mas Ces dulu aja." Titah Januar.
"Oke.. jadi temen lama gue."
"Heyy teh anget sama pisang goreng nya siap." Potong Meira yang tiba-tiba datang bawain nampan berisi teh manis sama sepiring pisang goreng.
"Yoooo, enak nih." Chirza langsung nyomot.
Jibran meringis liatin ekspresi mukanya Caesar yang aneh banget, nahan kesel dari tadi ngomong di potong mulu.
"Mas Ces?" Mei juga sadar kalo mukanya Caesar kecut banget.
"Anu, haaa.. boleh deh minum teh anget dulu." Kata Caesar akhirnya.
Jeda sekitar lima menit akhirnya suasana udah damai lagi, barulah Caesar cerita.
"Temen masa kecil gue ke rumah, sekarang udah lulus S1 dan mau lanjut kuliah di Singapura. Mamanya temen baik papa juga, dari keluarga terpandang lah. Papanya itu punya saluran televisi nasional gitu di Bali.." jelas Caesar.
"Ooo.. mas Ces mau di jodohin tah?" Kata Meira yang dari tadi ikut mendengarkan.
Caesar mengangguk pasrah.
"Susah.. kenapa tiba-tiba orang itu muncul sih Ces.." Chirza tau siapa orang nya. Dulu pernah ketemu juga, tapi jujur aja dari awal lihat orang itu Chirza kurang nyaman ngobrol sama itu perempuan.
Di bilang baik, emang baik. Sopan juga, cantik lagi. Cuma Chirza gak nyaman karena perempuan ini tipe yang cukup meninggi. Chirza yang emang orangnya santai merasa direndahkan sama omongannya.
Biarpun Illa kalo ngomong suka asal, tapi gak pernah sampai merendahkan soal Chirza yang kerjanya ini itu, nyelesain skripsi aja hampir delapan puluh persen di bantu sama Caesar.
"Dia.. hamil."
"HAH!" Jibran sama Januar langsung melotot pas Caesar ngomong begitu.
"Bajingan lo Ces." Chirza udah mau nonjok Caesar,tapi langsung di tahan sama Meira.
"Sabar a.. dengerin dulu kak Caesar belum beres ngomong.. iya kan kak? Kak.."
"..."
"Jawab kak Ces jangan diem aja!"
"Tata juga suudzon gue yang hamilin. Padahal bukan, demi Allah gue gak pernah nyentuh cewek. Lo tau gue pacaran sama Tata aja kaya apa."
"Terus? Kenapa dia tiba-tiba datangin lo pas udah hamil begini?" Chirza masih sewot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak, Pak Sutisna.
HumorAnak pak Sutisna, atau judul lain nya adalah Random in love with you. Cerita receh anak dan ayah, yang hidup satu rumah dengan di kelilingi banyak bocah ingusan yang berisik. Jibran Ramadana nama nya, ett gak sampe situ doang. Jibran Ramadana bin Su...