57 : Kepergian Heeseung

1.4K 185 39
                                    

Tolong diresapi karena chapter ini adalah chapter sebelum kalian menemukan kata ending!

•••

Pagi harinya, Ibu dan Anak itu terlihat beraktivitas. Walau masih dalam bayang-bayang kesedihan dan kesuraman. Aura yang ada di meja makan pun tak ayal seperti rumah angker. Begitu sunyi tanpa ada perbincangan sama sekali dari keduanya.

Jungwon memilih tutup mulut dan pergi begitu saja ke kampus menggunakan taksi online, meski begitu dia berpikir untuk tetap tinggal di rumah Eunha sampai Jay kembali. Setidaknya Jungwon akan merasa aman soal kehamilannya.

Eunha sendiri tengah berkemas sejenak sebelum berangkat bekerja. Lelehan lipstik merah menyala itu dioleskan pada bibirnya, wajahnya tetap terlihat muda walau sebentar lagi dirinya akan dipanggil 'nenek'.

Saat sedang menata rambutnya, Eunha mendengar ponselnya berdering dari atas ranjang. Dia menoleh dan berjalan untuk mengambil ponsel itu, kemudian mengangkatnya tanpa melihat nama sang penelepon.

"Eunha, apa Jungwon ada sama kamu?"

Eunha menjauhkan sedikit ponselnya, ternyata Yoongi yang menelpon. Suara Yoongi terdengar seperti habis berlarian puluhan kilometer.

"Nggak, dia baru aja berangkat kuliah. Memangnya ada apa, Yoon?"

"Aku berusaha hubungi Jungwon, tapi ponselnya nggak aktif."

Eunha kembali menatap pantulan wajahnya di cermin sambil menanggapi ucapan Yoongi. "Ada hal penting?"

"Ini soal Jay."

"Kenapa sama Jay?" sahut Eunha serius, dia menaruh perhatian seluruhnya pada Yoongi yang ingin bicara.

"Tolong, kasih tau kabar ini ke Jungwon pelan-pelan. Jangan sampai berdampak buruk buat kandungannya." Yoongi menginterupsi sebelum Eunha mendengar kabar yang akan dia sampaikan.

"Mungkin ... Jay nggak bisa bertahan lebih lama lagi, Eunha."

"Apa maksud kamu, Yoon?"

"Jay ... Denyut jantungnya terus melemah sejak semalam. Dokter udah berusaha semaksimal mereka."

•••

"Kamu akan melewati sebuah sungai dengan arus yang sangat deras. Keputusasaan membuatmu tenggelam dalam sungai itu dan terombang-ambing sempai ke hilir."

"Kamu tenggelam begitu dalam, dan sudah menyiapkan diri untuk kematian ... Nafasmu terenggut paksa oleh takdir."

•••

Taehyung menghela nafas pelan, baginya Heeseung masih belum bisa membedakan mana cinta dan obsesi. "Kalau dia lebih mencintai suaminya yang sekarang, gimana?"

"Mustahil."

"Semua itu mungkin terjadi, Sa. Jungwon punya banyak kesempatan untuk membuang salah satu di antara kalian."

Heeseung menatap Taehyung sengit. "Tapi, dia cintanya sama Hesa!"

"Perasaan itu bisa berubah, Nak. Tujuan kamu nikahin Jungwon karena pengen nebus kesalahan kamu selama ini, 'kan?"

Heeseung mengangguk.

"Kalau begitu, biarin Jungwon bahagia dengan caranya sendiri."

"Nggak bisa."

"Melepas bukan berarti menyerah, Sa. Dengan kamu lepas Jungwon, itu berarti kamu sudah menyanggupi permintaan terakhir Ibu kamu."

"Ayah kasih kamu kesempatan satu kali lagi untuk ajak Jungwon menikah, tapi kalau dia sendiri yang menolak ... Itu berarti tugas kamu udah selesai."

Lengkara ; Jaywon (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang