Raya meneliti bangunan megah yang berada di depan nya dengan pandangan datar.Mama dan Papa nya sempat mengunjungi diri nya di rumah sakit tadi sebelum kedua orang tua Letta itu mengatakan akan terbang ke Singapore untuk urusan pekerjaan.
Sebagai ganti nya kedua orang itu mengatakan jika sudah meminta Tata untuk datang dan mengantarkan nya pulang.
Raya mah masa bodo, ia tak akan selebay itu apalagi menangis saat sadar orang tua nya lebih mementingkan pekerjaan.
Toh pada kenyataan nya, itu orang tua Letta bukan orang tua nya.
Asalkan uang tetap masuk kedalam rekening nya, Raya mah iya iya saja.
"Ish.. di dalem pasti ada abang abang nya Letta sama Lonte itu, males banget pagi pagi udah ada pemandangan yang bikin mata sepet."
Raya melirik ke arah Tata yang mendumel tak jelas dengan Kaki yang menghentak kesal.
Manik nya menatap jejeran motor Ninja yang terparkir di depan Rumah, Raya hampir saja terlepas memberikan siulan. Lumayan.. meskipun tak ada yang sekeren si hitam kesayangan nya.
Ah.. apa kabar dengan motor sport kesayangan nya itu, sudah berapa abad ya Raya tak bertemu?
"Letta pulang ke rumah Tata aja yuk, Mami juga bilang kangen sama Letta."
Raya melirik sinis ke arah Tata, Membuat gadis yang tadi memberi ide dengan binar semangat itu mengerucutkan bibir kesal.
Tanpa menunggu Tata lebih lama, Raya memilih untuk membawa langkah nya masuk, di susul dengan Tata yang memberengut namun tak urung menyusul nya dan kembali melingkarkan tangan pada lengan nya.
Raya ingin mengumpat saja rasa nya, untung ia dalam mode kalem, kalau tidak jangan salahkan ia jika kejadian kemarin kembali terulang.
Hahaha...
Suara tawa yang terdengar ke seluruh penjuru ruangan membuat Raya refleks menatap pada 5 orang lelaki yang tengah cekikikan di atas sofa seakan rumah sendiri.
Ah.. Raya juga sempat menengok pada satu satu nya gadis yang duduk di tengah tengah dengan salah satu tangan lelaki yang merangkul bahu nya.
Alis nya terangkat sebelah saat sadar jika kini diri nya turut di perhatikan, manik nya refleks memutar bola mata malas sembari menengok kearah Tata yang bibir nya entah sudah seberapa centi mengerucut kedepan.
Sok imut, Tapi menurut Raya mah tak ada imut imut nya sama sekali, Najis.
"Tunjukin kamar Gue!"
Tata mengangguk semangat, Ia fikir Letta akan seperti biasa nya menempel ke arah abang nya dan berakhir dengan gadis itu yang akan di hina.
"Emang beda ya orang yang punya sopan santun sama enggak."
Suara yang serat akan sindiran itu membuat Raya refleks menghentikan langkah.
Bibir nya refrks memberikan senyum smirk yang tak mampu siapapun lihat sebelum akhir nya menyilangkan tangan di atas dada.
Mereka ingin mengajak nya berdebat rupa nya, Oke.. Raya akan memperkenalkan siapa yang lebih jago ngebacot disini.
"Yoi, Masuk rumah harus nya bilang salam selamat Pagi, Ini malah nyelonong main masuk aja kek maling jemuran."
"Etika nya dah ilang kali, pantes bego!"
"Lu pada lagi nyindir diri sendiri?"
Huk..
huk huk..
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Or Feraya
FantasyVioletta Devana Maheswara Cupu, bodoh, lemah, ceroboh, gak guna, korban bully, dan sampah, kata kata itu rasa nya sangat cocok dengan kehidupan seorang Violetta Memiliki keluarga yang lengkap, dengan Kedua orang tua kaya dan juga kedua Abang yang me...