Yuhuu.... VOF Up.Kuy yang nunggu kelanjutan VOF Kemarin, langsung gaskueenn..
Buat yang belum baca Revisi part kemarin, Vee minta kalian langsung baca ya, soal nya part kemarin Vee revisi besar besaran.
Happy reading❤
****
Hingar bingar suara musik bersahutan dengan suara teriakan para pengunjung di salah satu club malam di ibu kota malam ini. Salah satu nya enam lelaki inti geng terkemuka di ibu kota yang tengah menjadi pelanggan VIP disana.
Dua orang disana masih sepenuh nya sadar, berbeda dengan empat orang lain nya yang sudah tepar dan beberapa ada yang meliyukkan badan di tengah tengah ratusan orang yang turut bergoyang ala kadar nya.
Beberapa perempuan mendekat, namun tak satupun ada yang mereka layani, yang ada hanya sergahan dari wakil ketua dan makian dari sang ketua yang tak sepenuh nya sadar.
Mereka para inti The Phoenix.
ke enam nya kesana karna ajakan Albirru yang entah bagaimana cerita nya lelaki yang tak begitu suka club malam itu kini malah mengajak mereka kesana. Rayyan yang tak setuju tak bisa berbuat apapun saat empat orang lain nya malah mengangguk serempak, apalagi Anus dan Revan, dua orang itu memang raja nya diskotik.
Rayyan mendesah saat ia menengok kearah Albirru, ketua nya itu sudah menghabiskan 3 botol wine dan sekarang tengah menuang gelas ke empat. Padahal sedari setengah jam yang lalu lelaki itu sudah mabuk berat sembari meracau tak jelas. Yang Rayyan tau, bos nya itu memang sedang ada masalah dengan Letta, gadis yang kemarin sempat berkunjung ke markas mereka.
Ia melirik ke arah Andra yang masih asyik minum namun masih dalam keadaan sadar sepenuh nya, sebelah tangan nya bahkan tengah memegang ponsel entah melakukan chatting dengan siapa.
"Ndra." Andra berdehum singkat menjawab panggilan Rayyan, Ia tak menengok sama sekali, tangan yang sebelum nya menggoyangkan gelas wine nya kini beralih menyulut rokok yang berada di atas meja entah milik siapa.
"Ck. Ini si bos gimana?"
Andra menengok ke arah Albirru sekilas, dari awal pun ia sudah tau jika Albirru seperti sekarang karna masalah dengan Letta kemarin.
"Ya gak gimana gimana, udah, biarin dia nyalurin emosi nya dulu." Lagi lagi Rayyan berdecak, ia hanya tak ingin ketua nya itu over dosis karna kebanyakan minum.
Prang.
Rayyan terperanjat saat sebuah gelas kaca hampir saja terlempar ke arah kepala nya, untung saja refleks nya bagus. Ia menggeleng kan kepala saat tau siapa yang dengan berani melempar gelas itu ke arah nya.
"Bangsat! Berani berani nya." Bukan, bukan Rayyan yang mengumpat, melainkan Albirru sembari menarik rambut nya kasar, brutal sekali seorang Albirru jika sedang dalam mode mabuk berat seperti sekarang.
Berbeda dengan Abiandra yang terkekeh kecil melihat itu, Rayyan menatap nyalang gelas yang sudah berhambur menjadi pecahan kaca di lantai tak jauh dari posisi nya berada. Dengan gerakan dagu, ia meminta seorang pelayan untuk membereskan nya sebelum pecahan itu mencelakai seseorang, terlebih lagi diri nya, jangan sampai.
"Gue pengen bunuh bajingan sialan itu, siapa dia berani berani nya deketin Letta." Racauan lelaki itu semakin menjadi, tangan nya mengambil botol wine ke lima dan meneguk nya secara langsung, Rayyan bahkan bergidik saat cairan itu tumpah membasahi kemeja yang Albirru kenakan.
"Ndra, sumpah. Jalan satu satu nya kita cuman harus nelphon Letta," seru Rayyan yang Andra tanggapi dengan menghembuskan nafas kasar.
"Terserah. Emang Biru ada nomor Letta?" Tak menjawab, Rayyan beranjak. Menggeledah tempat di samping Albirru mencari ponsel milik lelaki itu yang ia lihat sempat pemilik nya keluarkan dari saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Or Feraya
FantasyVioletta Devana Maheswara Cupu, bodoh, lemah, ceroboh, gak guna, korban bully, dan sampah, kata kata itu rasa nya sangat cocok dengan kehidupan seorang Violetta Memiliki keluarga yang lengkap, dengan Kedua orang tua kaya dan juga kedua Abang yang me...