Manik Biru Safir

122K 14K 273
                                    


"Mau kemana lu malem malem begini? Ngelonte?"

Rya menghentikan langkah saat suara sarkas itu terdengar, ia mendengus malas, menyedekapkan tangan nya kemudian saat sadar siapa yang kini berada di ruang tamu sembari menatap nya sinis.

"Mau ngelonte, ngejalang, cari om om kaya, itu bukan urusan lu!"

Zidan mengetatkan rahang nya mendengar itu, diam diam ia membandingkan bagaimana ucapan Raya jika bersama dengan Zevan dan diri nya.

"Sikap lu itu malu maluin keluarga Maheswara, gak dulu gak sekarang, lu emang gak pernah bener."

Raya mengepalkan tangan, sejurus kemudian Ia terkekeh sinis, mencoba agar tak terpancing oleh kakak kedua Letta itu.

"Lu fikir lu yang paling bener? Hahah sadar Woi.. dengan lu yang dari dulu ngehina dan ngebully gue, lu udah salah besar, gak inget lu berapa kali tangan lu yang kata nya baik baik itu nampar gue huh? Orang baik mana yang suka nampar adik nya sendiri? Lu stress? Seandai nya pun Mama sama Papa tau, lu yakin masih bisa jadi keluarga Maheswara?"

Zidan terdiam lama, Raya tau lelaki itu tengah memepertimbangkan ucapan nya, Zidan sakit hati? Raya tak perduli, toh apa yang ia bilang itu memang fakta, biarkan Zidan merasa tertampar keras oleh kata kata nya, siapa tau lelaki itu langsung tobat dan sadar. tak mengikuti hasutan titisan Iblis macam si pengharum ruangan.

"Masih mau ngajakin gue debat lagi huh? Gue saranin kuatin dulu mental lu, sekali lu nusuk gue pakek pisau, gue gak segan segan buat nusuk lu balik pakek puluhan belati, right?"

Raya memperbaiki jaket nya, sebelum akhir nya gadis itu melenggang pergi tanpa perduli pada Zidan yang kini mematung sembari menatap punggung nya yang mulai menjauh.

💢💢💢💢💢

Suasana malam itu di arena terlihat lebih padat dari pada terakhir kali Ia kesana.

Raya turun dari mobil nya tak luput dengan topi hitam dan masker senada yang menutupi wajah cantik nya.

Ia melangkah membelah kerumunan, dan tatapan nya mengarah menuju garis start yang masih kosong, nampak nya Ia datang terlalu pagi kali ini, padahal jam sudah menunjuk kan pukul setengah dua belas malam.

"Ta."

Sampai suara yang Ia dengar tak jauh dari nya membuat Raya menengok, Samuel berada disana dengan langkah yang mendekat ke arah nya.

"Gue kira lu gak dateng, yok gue kenalin lu ke anggota gue."

Raya mengangguk sekilas, setelah nya ia mengikuti langkah Samuel yang membawa nya menuju segerombolan lelaki yang tanpa ia tau, sedari tadi sudah memusatkan perhatian padanya.

Dan jangan lupakan kehafiran Trio kadal yang tumben sekali, malam ini memasang wajah sangar nan dingin seakan tak pernah melakukan hal konyol sebelum nya.

"Bos, dia--"

"Violetta, cewek yang malem itu nolongin gue waktu balap sama si bangsat Gege."

Sontak saja sorakan bersama dengan tepuk tangan ringan terdengar cukup keras membuat Raya memejamkan mata, asal kalian tau saja geng yang Samuel ketuai tak memiliki sedikit anggota, Raya rasa ada lebih dari 30 orang yang berkumpul di sana, dan Raya yakin itu belum semua nya.

Bisa di bayangkan bagaimana pengangnya telinga Raya sekarang?

"Kalian bisa kalem dikit gak sih? Yang cool dong jadi cowok." Ucup si bobrok yang entah malam ini kesurupan apa hingga terlihat tenang itu mulai angkat bicara, sorakan kedua terdengar bersama dengan geplakan yang Ucup terima dari beberapa orang dengan posisi terdekat dengan nya.

Violet Or Feraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang