Raya menatap cengo rumah super mewah dengan designe modern yang berada di hadapan nya. Ia memang tau jika keluarga Albirru jajaran orang kaya dunia, namun ia tak menyangka jika sesultan ini keluarga Albirru. Bukan maen! Pantas saja hari itu Albirru mengatakan jika harga sepatu nya mengalahkan harga ponsel Raya. Ternyata ucapan itu bukan hanya bualan semata.Raya berdehum canggung, menatap ke arah Albirru yang masih menatap rumah mewah itu dengan pandangan sendu, jelas sekali jika manik lelaki itu tengah meredup sekarang.
"Bi?"
Albirru menengok ke arah nya bersama dengan dehuman yang keluar, lelaki itu menghembuskan nafas berat, beberapa detik setelah nya ia mengangguk menunjuk kan ke siapan nya pada Raya.
"Jangan di paksain kalau emang belum siap," tutur Raya, dengan senyum tipis memberi dukungan.
Albirru mengangkat bibir nya hambar, sekali lagi menerawang kedepan dengan pandangan yang sama.
"Seandai nya memang bisa, aku bakal milih buat gak akan pernah siap Ai, tapi bagaimana pun, akhir nya bakal tetep sama, darah lebih kental dari pada air bukan? Ini cuman masalah waktu," ujar Albirru. Raya menatap wajah tampan itu dari samping, begitu baik nya lelaki itu menyembunyikan semua luka nya, ia yakin jika para sahabat nya pun tak ada yang tau tentang masalah keluarga lelaki itu.
"Janji ya, jangan pernah lepasin tangan kamu di dalem nanti?"
Raya mengerjapkan manik nya, sadar dengan yang ia fikirkan, ia mengangguk semangat, mempererat genggaman tangan Albirru yang entah dari kapan sudah menautkan tangan mereka.
"Lepas dulu Bi, ini gimana mau keluar nya." Albirru terkekeh renyah mendengar seruan Raya, semudah itu memang Raya merubah suasana hati nya.
Albirru keluar lebih dulu dari mobil nya, berniat ingin membuka kan pintu untuk Raya namun urung saat gadis itu lebih dulu keluar, Albirru tersenyum tak ikhlas, dahlah rasa nya hanya mimpi bisa beromantis romantis ria dengan Raya.
Kedua nya berjalan dengan Albirru yang menggenggam tangan nya sesuai dengan keinginan lelaki itu, Raya lebih menyibuk kan diri menatap sekeliling mansion keluarga Abyaksa yang memang terlalu 'wah' untuk di lewatkan.
Raya saja bingung dengan keberadaan pintu masuk nya. Namun terjawab dengan Albirru yang menuntun nya menuju pintu putih luas yang sudah terdapat dua orang penjaga yang lebih dulu membuka kan pintu sebelum mengangguk hormat.
Bahkan ini lebih luas dari pada istana negara.
Raya meneguk ludah susah saat pintu utana terbuka, bulu kuduk nya merinding, jangan bertanya rumah mewah itu ber-ac atau tidak, karna kalian pasti bisa menebak itu bahkan jika hanya di lihat dari luar.
Albirru membawa nya duduk menuju ruang tamu, awal nya ia berniat untuk melihat lihat lebih dulu, jangan bilang Raya udik atau apapun, karna kalian pasti akan bersikap jauh lebih parah dari apa yang Raya lakukan sekarang, masalah nya rumah mewah itu memang tak sesederhana yang kalian fikirkan, Raya bahkan sungkan hanya untuk menduduk kan diri di sofa putih di sana, namun tarikan pelan dari Albirru membuat Raya mau tak mau duduk di samping lemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Or Feraya
FantasyVioletta Devana Maheswara Cupu, bodoh, lemah, ceroboh, gak guna, korban bully, dan sampah, kata kata itu rasa nya sangat cocok dengan kehidupan seorang Violetta Memiliki keluarga yang lengkap, dengan Kedua orang tua kaya dan juga kedua Abang yang me...