Raya menatap pantulan raga Letta melalui cermin yang berada di walk in closed di dalam kamar Letta.Raya menggerai rambut lurus dengan panjang sepunggung berwarna kecoklatan itu, bukan coklat karna cat rambut, Raya yakin jika itu warna asli rambut Letta karna sama dengan rambut milik Papa nya.
jika di lihat lihat, Letta itu cantik, bahkan akan terlihat sangat cantik seandai nya gadis itu merawat kulit nya.
Letta memiliki kulit putih segar tanpa jerawat ataupun bintik hitam, namun mungkin karna gadis itu tak merawat kulit nya jadi tak heran jika kini terlihat kusam dan berminyak.
Beralih menuju dua lemari besar yang berada di dekat nya, Raya mengernyit jijik saat dilihat nya puluhan baju yang--
Aish.. Raya saja tak tau bagaimana harus menyebut nya, baju dan kemeja kedodoran juga rok di bawah lutut, Iuhhh.. tak heran jika gadis ini sebelum nya di panggil cupu.
Ia menghela nafas panjang, kali ini tangan nya beralih membuka lemari yang berada di sebelah kanan nya.
Dan alis nya terangkat sebelah menemukan setelan, kemeja, blous, Rok, celana, dalam puluhan model dan warna berbeda yang berjejer rapi.
Raya bahkan masih bisa melihat harga yang tergantung juga beberapa yang terbalut plastik, jelas sekali tak pernah di buka apalagi terpakai.
Ini orang selera nya norak apa emang bodoh sih, yang bagus di asingkan yang udik malah di pakek, Hadehhhh..
Raya memandang kedepan dengan alis merengut, namun hanya berselang beberapa detik, senyum smirk nya keluar bersama dengan bibir nya yang bergumam pelan.
'Saat nya gue kenalin Princess Letta yang sekarang, Let's have fun Raya'
💢💢💢💢💢
Suara langkah yang terdengar membuat penghuni ruang tengah itu mengangkat pandangan.
Selanjut nya yang terjadi, mereka sama sama membuka mulut dengan wajah tak sadar saat menatap ke arah Raya yang tengah turun dengan wajah datar nya.
Raya menghembuskan nafas malas saat tau siapa yang berada di meja makan sembari menikmati sarapan mereka dengan khidmat.
Bibir nya tersenyum sinis, tak menyangka jika sepagi ini, akan bertemu dengan seseorang yang akan merusak mood baik nya sekarang.
"Sarapan Letta." seorang gadis disana tersenyum tipis dengan wajah lugu nya sembari menawari nya sarapan.
Raya mendengus pelan, Membuat tatapan seseorang disana menajam sembari menatap nya dari atas hingga bawah.
"Stella udah baik nawarin lu sarapan, bisa sopan dikit gak?"
"Gak bisa, gue cuman bisa sopan sama orang yang sopan sama gue doank, lagian gue alergi makan bareng sama orang bermuka dua."
Pyar..
Suara sendok dan garbu yang di banting membuat Raya memicingkan mata.
Segampang itu bikin abang kedua Letta itu emosi, Cih.. Raya tertawa dalam hati, rasa nya Raya akan senang memancing emosi lelaki itu setiap hari.
"Jaga omongan lu bitch, pantes lu ngomong gitu? Dia bahkan jauh lebih baik dari pada lu!"
"Ya ya ya, Terserah lu mau ngomong apa, susah ngomong sama orang yang hati nya udah kena bisikan setan!"
"Lo--"
"Ada apa ini?"
Raya memutar bola mata saat suara itu terdengar, satu lagi abang sulung Letta yang tampan baru saja datang.
Raya, sebenar nya belum pernah melihat lelaki yang kini mengenakan singlet dan celana training itu ikut menghina nya seperti apa yang kakak kedua nya lakukan.
Namun di lihat dari cerita Tata kemarin, Raya tau jika kedua kakak Letta itu sama saja, mungkin.. Kakak pertama nya itu memang tak terlalu banyak bacot.
Malas dengan keberadaan orang orang disana, di tambah dengan keberadaan Medusa berwajah sok polos itu Raya memutuskan untuk pergi saja.
Ia, bahkan dengan sengaja menabrak bahu Zevan saat lelaki itu tak juga menyingkir dari dekat pintu.
"Oh ya, kalian ada yang makan roti kan? Hati hati, semalem gue naruh racun tikus disana."
Dan Raya pergi begitu saja setelah membuat ketiga orang di meja makan itu terbatuk serempak, tentu-- kecuali Zevan yang malah dengan santai mengambil roti dan berlalu menuju lantai dua.
"Racun tikus tapi kok gak berasa ya?"
"Bukan nya racun tikus dari bau nya aja udah keliatan"
"Goblok, mau aja kita di begoin"
Tanpa sadar, seseorang tengah terkekeh kecil mendengar perdebatan mereka.
💢💢💢💢💢
Raya keluar dari sebuah taksi setelah sampai di tempat yang di tuju nya, sebuah salon terkenal hasil ia browsing semalam.
Salon itu memang ramai, dengan mobil mobil berjejer dan terlihat sibuk di dalam nya.
Raya tersenyum tipis, Ia yakin, tak butuh satu minggu, Letta yang di kenal dengan gadis bodoh, dungu, bego, jelek, akan membuat perubahan besar.
Di satu sisi lain, seorang lelaki itu menatap tubuh yang masih terbaring lemah di atas bad pasien dengan puluhan kabel dan infus yang terpasang di tubuh nya.
Ia menyapu rambut lurus milik gadis yang sudah sebulan lebih tak membuka mata nya.
Binar sendu nya jelas terlihat, ia tak percaya, jika semudah itu para musuh nya mencelakai gadis yang selama ini ia jaga.
"Ray.. Gue kangen sama lu, kapan lu bangun, betah banget tidur nya."
Dia.. Raya Alika Yohanes, raga gadis itu memang di nyatakan koma setelah kecelakaan hari itu.
Dan Gaveriel Zeus Arasha, lelaki yang kini memandang sendu Raya sembari menggenggam tangan milik gadis itu yang terbebas dari infus.
Raya dan Gave, adalah sejoli yang jarang sekali terpisahkan, oke terkecuali hanya saat mereka tidur dan juga urusan pribadi tertentu.
Disana ada Raya di situ ada Gave, meskipun Gave tau seberapa hebat nya seorang Raya, namun ia tetap tak pernah membiarkan Raya berdiri sendirian.
Raya dan Gave memang dekat dari kecil, Gave sudah menganggap Raya sebagai adik nya, begitu pun dengan Raya yang menganggap Gave sebagai abang nya, apalagi dengan keadaan Raya yang terlahir sebagai anak tunggal, gadis itu sangat menginginkan seorang Abang dan terwujud dengan adanya Gave yang selalu menemani nya, juga jangan lupakan posisi Gave sebagai wakil di geng motor nya.
"Gue akan cari tau siapa dalang yang udah nyelakain lu, gue yakin ini di sengaja, dan gue gak akan sebaik itu biarin mereka tenang tenang aja disaat mereka udah bisa nyelakain lu.
Tenang Ray, gue yang akan nuntut dendam lu sama mereka, setelah ini selesai, lu janji harus bangun dan jadi adek gue lagi."
Gave menatap udara di depan nya dengan tajam, selama ini Ia sudah berusaha sekuat mungkin untuk menjaga Raya dari serangan ratusan musuh nya.
Awal nya ia memang keberatan Raya menjadi Leader dari The Scorpion, geng motor yang sudah membumi di Bandung, bukan karna Gave iri, namun ini yang ia takut kan, menjadi Leader sama saja harus siap mempunyai Ratusan musuh, seperti sekarang, Raya celaka bahkan tak tau musuh atau lawan berkedok teman yang mencelakai nya.
Dan Gave, sudah pasti tak akan membiarkan mereka pergi begitu saja, jika mereka berhasil membuat Raya koma, maka Gave harus berhasil membuat mereka Kehilangan nyawa.
Prinsip Gave, jika mereka melayangkan 1 pisau ke arah nya, maka Gave akan membalas dengan seratus pisau ke arah mereka.
pembalasan dari nya, harus lebih besar 100 kali lipat dari mereka yang mengirimkan serangan.
💢💢💢💢💢
Agak Flat untuk Part ini.
Jangan Lupa Vote + Komen Wajib
Salam sayang
uVi❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Or Feraya
FantasyVioletta Devana Maheswara Cupu, bodoh, lemah, ceroboh, gak guna, korban bully, dan sampah, kata kata itu rasa nya sangat cocok dengan kehidupan seorang Violetta Memiliki keluarga yang lengkap, dengan Kedua orang tua kaya dan juga kedua Abang yang me...