Gugur

64.4K 9.3K 1.2K
                                    

Gue masih pengen bikin kalian nangis😭😭

Anggap aja aing kesurupan, rajin banget up nya😭😭

Tapi besok gw absen dlu ya pren

Janlup Vote nya ya❤

Mari menangis lagi😭😭😭

******

Keadaan di depan salah satu ruangan ICU itu masih sama dengan beberapa menit lalu setelah keluarga Maheswara datang, Allisa yang berada di dekapan Xander masih belum meredakan sesenggukan nya, mereka masih tak tau kronologi pasti nya kecelakaan itu terjadi, namun dari salah satu polisi yang tadi kesana mengatakan jika Zidan adalah korban dari tabrak lari yang hampir saja mencelakakan adik nya, Letta.

Masih belum ada keterangan pasti, beberapa saksi mengatakan jika mobil itu memang melaju sangat kencang sesaat setelah Letta melangkah menyebrangi jalan, beberapa bahkan ada yang mengatakan jika tabrakan itu memang di sengaja dengan Letta sebagai target.

Zevan sendiri hanya bisa diam dengan pandangan kosong, obrolan nya dengan Zidan beberapa jam lalu terngiang di otak nya dengan keras, jadi ini yang lelaki itu maksud? kepala nya memberikan gelengan pelan bersama dengan senyum miris yang mencuat, bibir lelaki itu melengkung ke bawah bersama dengan setitik bulir yang meluruh dari kelopak nya.

Jadi ini yang lu maksud berkorban Zidan?

"Mah--" Panggilan dengan nada bergetar itu membuat Zevan mengangkat pandangan. Di sana, sudah ada Raya yang berjalan dengan bantuan Albirru disamping nya.

"Sayang." Allisa beranjak dari pelukan Xander dengan Raya yang juga melepas pelukan Albirru, gadis itu memaksa datang setelah baru saja sadar dari pingsan nya.

Kedua nya terisak keras, Albirru memilih melarikan pandangan, tak tega melihat Raya yang berada di posisi seperti sekarang, Xander turut bergabung dengan kedua nya bermaksud menenangkan, pria berkaca mata itu tak menangis, ia kepala keluarga, ia sadar jika kedua perempuan nya itu membutuhkan sandaran bahu nya.

Zevan mengepalkan tangan, ia mengatupkan rahang menahan sesuatu yang ingin keluar.

Lihat Zidan, lu berhasil bikin mama dan adek kita nangis.

"Tuan Xander." Seorang dokter lelaki berkepala plontos menghampiri mereka dengan raut wajah datar. Raya, Allisa, Xander, Zevan dan Albirru otomatis mendekat dengan raut wajah penuh harap.

"Bagaimana keadaan Zidan, dia baik baik saja kan dok? iya kan? anak saya bisa selamat kan dok?"

"Mah, tenang dulu." Xander menenangkan Allisa yang bertanya dengan beruntun, wanita itu tak henti henti nya menangis dari awal Zevan memberi tau keadaan Zidan.

"Tuan dan Nyonya, mari ikut saya ke ruangan, dan pasien ingin bertemu dengan saudara nya, Zevan juga Letta."

"Kenapa dok? anak saya gak papa kan?"

"Akan saya jawab di ruangan Nyonya, mari ikut!"

Allisa menatap Xander dengan pandangan gelisah, Xander sendiri hanya bisa memberi sapuan menenangkan sembari menggiring Allisa mengikuti dokter yang mulai berjalan menuju ruangan nya.

"Titip Letta." Zevan mengangguk sesaat sebelum lelaki itu merangkul Raya untuk masuk kedalam ruangan Zidan, tepat saat tubuh kedua nya menghilang Albirru mengumpat di iringi dengan desisan tajam. Ia membawa ponsel yang berada di saku celana menuju ke samping telinga, tak selang beberapa detik, suara dering teratur ponsel nya berganti dengan suara bariton seseorang.

"Cari tau secepat nya dalang dari kecelakaan di depan toko kue Andara, saya mau malam nanti kalian sudah menemukan bukti nya."

💢💢💢💢💢

Violet Or Feraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang