Suara pintu yang terbuka membuat gadis yang berada di balik pintu toilet itu nmeniringkan kepala, seringai nya tercipta saat penglihatan nya menangkap siluet seseorang dari belakang, tentu ia tau siapa yang kini membuka pintu toilet dengan kepala yang celingak celinguk menatap ragu kedalam.Brak.
Senyum sinis terukir bersama dengan 2 tubuh lain yang berjengit kaget, Tata disamping nya bahkan memelototkan mata, hampir saja mengumpat jika tak ingat tentang ancaman Letta tadi.
Berbeda dengan seseorang di depan nya yang kini membalik kan badan dengan tubuh bergetar, tangan nya terangkat menutup mulut dengan manik melotot ke arah Raya. Bukan lagi terkejut, gadis itu shock dengan keberadaan Letta disana.
Sial. Harus nya memang ia tak perlu datang tadi, gerutu nya dalam hati.
"Remember me, Ranti Kamila?"
Gadis dengan julukan Ranti itu meneguk ludah, Ia ingin melangkah mundur saat sadar jika Raya dengan tangan yang terlipat melangkah pelan untuk mendekat, namun kaki nya seakan terpaku, terlalu lemas hanya untuk di gerak kan. Tata sendiri mengikuti dengan wajah songong di buat buat, ia hanya mengikuti apa yang sahabat nya itu lakukan.
"Ka--kak, Kak Letta. A--aku mau keluar, tolong buka pintu nya." kekehan sarkas terdengar membuat badan Ranti semakin panas dingin. Jika bisa, ia ingin pura pura pingsan saja sekarang.
"Realy? Lu fikir lu siapa berani merintah gue huh?" Ranti sontak menggeleng cepat. Seakan mempertegas, bukan itu maksud dari ucapan nya.
"Ampun kak, Ampun."
Raya mengangkat bibir nya memberikan senyum smirk, ia membawa kaki nya melangkah menuju belakang Ranti dengan tenang, namun--
Dug.
Arghhh..
Berbeda dengan raut wajah nya, gadis itu tanpa aba aba menendang lutut belakang Ranti hingga membuat gadis itu tersungkur kedepan dengan posisi berlutut.
Tata meringis di tempat, juga Raya yang kini meringis di buat buat.
"Sakit?"
"Hiks, sakit kak." Raya mendengus singkat, kali ini ia kembali membawa langkah nya kedepan, tangan nya mencengkram dagu Ranti membuat gadis itu meringis karna merasa rahang nya di tekan terlalu kuat.
"Inget apa yang lu lakuin ke gue dua hari lalu? lu fikir lebih sakit mana dari posisi lu sekarang? lu bahkan hampir bunuh gue hari itu, Bangsat."
Ranti memejamkan mata, isakan nya semakin keras terdengar. Berbeda dengan Tata yang kini membuka mulut lebay ala ala goyang dumang, gadis itu benar benar terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.
"O-M-G. Apa lu bilang barusan Ta, cewek ini yang bikin lu alergi hari itu? cewek ingusan yang gak ada bagus bagus nya ini? Wow wow wow.. berita menghebohkan bestiee, bentar bentar gue share dulu ah ke grup, sekalian gue post ke akun lambe turah ANGKASA, biar mamposs.. biar out human gak tau malu kayak ini orang--"
"Gak. Jangan, hiks.. jangan kak aku mohon, aku gak mau di keluarin, hiks.. aku bisa di marahin sama ayah aku kak, aku mohon"
"Heh, lu fikir dengan lu mohon mohon kayak gini bakal ada gunanya? gue tanya, emang lu bisa balikin waktu dua hari yang lalu saat lu kasih Letta makanan laknat itu? emang lu bisa nyegah alergi Letta buat gak kambuh waktu itu? gak bisa kan. Maka nya jadi orang tuh jangan bego bego banget, meskipun gak bisa sepinter gue setidak nya lu tau kasta lu, lu tau papa Letta juga salah satu donatur tertinggi di sekolah ini, dan dengan gak tau diri nya, human jalur beasiswa kayak lu malah mau bikin anak donatur mati? ibarat nya lu kek tai yang lupa sama usus yang bikin lu keluar, ieuhhh.. udahlah bau, gak tau diri lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Or Feraya
FantasyVioletta Devana Maheswara Cupu, bodoh, lemah, ceroboh, gak guna, korban bully, dan sampah, kata kata itu rasa nya sangat cocok dengan kehidupan seorang Violetta Memiliki keluarga yang lengkap, dengan Kedua orang tua kaya dan juga kedua Abang yang me...