MORNING ALL..Gimana nih kabar kalian?
Btw Vee lagi gak mood up tau sebener nya, kenapa ya ada aja komen komen yang gak enak dari beberapa orang. Oke, Vee tau kalau cerita ini emang banyak banget cacat nya, tapi pleasse buat kalian kalau komen di filter ya kata nya.
Komen kalian itu mempengaruhi Vee buat Up, kemarin gue baca baca komen dari part awal trnyata bnyak negatif komen yang baru gue baca. Jujur itu bikin gue down banget.
Dari awal kan gue udah bilang, sekira nya ada yang kalian gak suka sama cerita ini, boleh kritik asal dengan kalimat yang sopan, tapi ada beberapa dari kalian yang kalimat nya bikin gue ngerasa kek gak di hargain aja gitu.
Dari part ini, buat kalian yang gak suka, Vee mohon sama kalian, berenti aja, cukup stop sampai sini gak perlu ngehujat, dari pada mood gw makin anjlok kan buat kedepan nya, dan otomatis gue juga bisa males up.
Buat yang suka, love banget buat kalian💜💜💜💜
Happy reading❤
Maaf jadi kebanyakan curhat😌*****
"Ayo!" Satu kalimat ajakan dari Albirru membuat suasana kelas yang sebelum nya ramai kini menghening, tak terkecuali Raya yang kini mengerutkan kening sembari memasuk kan buku buku nya.
"Kemana?"
"Pulang." Raya memutar bola mata malas, baru ngeh akan maksud ucalan Albirru tadi.
"Gue bisa pulang naik Taksi," sahutan Raya di sambut dengusan lelaki di sebelah nya.
"Gue minta lu buat ikut gue Ai, bukan buat naik Taksi," tekan Albirru kesal. Rasa nya baru saja tadi pagi gadis itu menurut saja saat ia berada di depan rumah gadis itu dan mengatakan ingin menjemput nya, dan sekarang gadis itu kembali ke sikap awal nya.
Albirru rasa, ia tak boleh memberikan Letta waktu sedikitpun tanpa berhubungan dengan nya, karna gadis itu bisa saja langsung berubah dan kembali pada sikap awal nya seperti sekarang.
"Lu berangkat bareng gue, pokok nya harus pulang sama gue juga," putus Albirru, lelaki itu bahkan tak sungkan untuk menumpu kepala dengan satu tangan dan menatap penuh ke arah Raya. menghiraukan para gadis lain di sana yang tengah menahan teriakan dan menggigit bibir karna ingin bertukar posisi dengan Raya. Mereka tak tau saja apa yang gadis itu alami sebenar nya.
"Yaudah, iya. Kata nya doang, dingin, cuek, pendiem, kenyataan nya cerewet banget kek cewek," gerutu Raya ddngan beranjak terlebih dulu.
Albirru sendiri membuka mulut nya tak percaya. Sialan memang, namun entah mengapa Ia tak bisa benar benar marah pada gadis itu, padahal kalau orang lain mungkin ia sudah berada dalam kendali pukulan Albirru sekarang.
"Gue cerewet sama lu doang kok Ai, coba bayangin, kalau lu nya cuek, gue nya juga cuek, kita gak bakal bisa bareng bareng."
"Alay!" Sentak Raya tanpa menghentikan langkah nya, bukan berhenti Raya semakin di buat tak bisa menahan senyum karna ocehan ocehan Albirru, Raya jadi penasaran, bagaimana reaksi para anak buah lelaki itu jika tau bagaimana sikap bos nya itu sekarang.
Raya menengok ke arah Albirru saat pandangan lelaki itu menajam menatap sosok yang tengah menengok ke arah mereka dengan senyum tipis di atas motor sport nya.
Raya meringis tipis, berdehum kemudian saat suasana di sekitar nya terasa sedikit mencekam, seperti dua kubu berlawanan yang saling berbenturan satu sama lain.
"E--Gav?" Sapaan Raya pada lelaki yang sedari tadi turut mengimbangi tatapan Albirru itu membuat kedua nya menengok, terutama Albirru yang kini malah mencekal tangan nya dengan manik memicing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Or Feraya
FantasyVioletta Devana Maheswara Cupu, bodoh, lemah, ceroboh, gak guna, korban bully, dan sampah, kata kata itu rasa nya sangat cocok dengan kehidupan seorang Violetta Memiliki keluarga yang lengkap, dengan Kedua orang tua kaya dan juga kedua Abang yang me...