Violet Or Feraya

Debat

"Letta alergi akut sama keju, untung lu cepet bawa Letta kesini tadi, emang tadi Letta makan apa?"

"gue nemuin dia udah pingsan."

"yakin?"

"hm."

"gak ada yang tau Letta makan apa sebelum nya, soal nya sebelum Gue tinggal tadi Letta gak lagi makan apa apa."

....

"ada bungkus burger di depan dia tadi."

"Goblok banget si Letta, mau bunuh diri di--oh iya Gue lupa dia amnesia."

Suara obrolan dua orang itu sayup sayup terdengar, Raya mengerutkan kening tipis bersama dengan lenguhan yang secara refleks keluar dari mulut nya.

Ia dapat mendengar langkah terburu buru seseorang mendekat, ia bahkan bisa merasakan brankar yang di tempati nya bergoyang, korban kebobrokan seseorang. sampai ia berhasil membuka kelopak nya dengan manik menyipit menyesuaikan cahaya, sudah ia duga, Tata ada disamping nya dengan cengiran khas nya yang membuat Raya teramat ingin sekali menjitak mulut Tata sekira nya gadis itu tak menyengir sembarangan, takut nya ada orang yang tiba tiba saja serangan jantung jika Tata melakukan itu, mungkin mengira cengiran Tata lebih mirip seperti cengiran mbak kunti yang lagi mangkal mencari mas mas yang akan di jadikan ojek dadakan.

di sebelah Tata ada seseorang yang tak Raya sangka berada disana, sekelebat ingatan saat beberapa detik ia tak sadarkan diri dengan nafas sesak dan kulit yang terasa panas membuat nya mengerutkan kening, masalah nya yang ia tau Albirru tadi tak masuk kelas, lalu kenapa lelaki itu tetiba hadir disana?

"Ekhum... mentang mentang ada yang cakep, gue langsung di lupain," celetukan Tata sukses membuat jiwa ingin menyumpal mulut gadis di samping nya itu berkobar, tak perlu berfikir keras, Raya tau jika Tata tengah menyindir nya sekarang.

"lu kenapa disini?"

"gak boleh?" Raya memutar bola mata malas, Albirru yang baperan atau memang Raya yang terlalu sarkas saat bertanya tadi, yang pasti Raya tak mau membalas pertanyaan Albirru tadi, tubuh nya masih cukup lemas untuk sekedar berdebat dengan Albirru. Ia memilih menegak kan badan, menepuk dada nya ringan memastikan rasa sesak tadi sudah menghilang.

"lu mau mati, Hah!" sergahan dari Albirru spontan membuat Raya melotot, tak hanya ia Tata sendiri juga turut berjengit kaget sembari beringsut menjauhi Albirru. pasal nya, sedari tadi sebenar nya Tata takut berada di dekat Albirru, rumor tentang bagaimana bringas nya seorang Albirru sudah ia dengar dari beberapa koneksi bergosip nya, dari tadi mulut nya nyerocos hanya karna mengisi hening yang terasa mencekam seperti saat Tata berada di rumah hantu, beruntung nya badan Tata masih melekat di tempat nya tanpa kurang satu pun meskipun tatapan datar Albirru rasa nya membuat tangan Tata tremor sedari tadi.

"Lu kalau mau ngajakin gue debat jangan sekarang deh Bi, gue lagi gak mood"

"Lu alergi keju Letta, dan dengan bodoh nya lu malah makan chesse burger, otak lu dimana sih Hah?!"

Raya tersentak pelan, demi apapun ia tak tau akan satu hal itu--lebih tepat nya tak ingat, Zevan memang pernah mengatakan nya hari itu saat di meja makan, namun hanya sekali dan itu pun saat mereka belum berbaikan seperti sekarang, Raya tak tau jika info dari Zevan itu benar benar benar, Eh--

"Jangan bentak gue brengsek, gue gak tau kalau gue ada alergi keju." Dan seperti biasa, Raya tetaplah seorang Raya, cewek maha benar, mana mau dia di salahkan. Yang ada harus nya Biru yang salah, kenapa? ya gak tau, inti nya Biru yang salah, Titik no debat.

Para cowok di larang protes😌

Tata hanya bisa bergidik di tempat, ingin mendekat ke arah Letta juga tak mungkin, masalah nya Letta yang sekarang tak sama dengan Letta yang dulu, alih alih mereka berhenti saling membentak, mah ia yang akan di banting di tempat, maka dari itu Tata memilih jalur aman, Ia mengendap keluar dari sana tanpa menimbulkan suara apapun, tangan nya refleks mengelus dada lega karna bisa keluar dari UKS yang tiba tiba mengalahkan panas di luar ruangan, padahal rangan itu ber-ac. iya, sebesar itu memang pengaruh perdebatan mereka berdua pada suhu ruangan.