Buat nemenin weekend kalian nih😊
Ada yang kangen gak nih sama VOF?
Atau pada penasaran dengan keadaan Letta?
Yuk.. Gaskeuunn Baca
Happy Reading
***
"Naik."
Satu kata singkat yang Raya dengar dari lelaki yang masih mengenakan helm itu membuat nya tanpa basa basi naik keatas boncengan motor sport berwarna hitam itu.
Seperti janji nya kemarin, Gave sudah berada di depan rumah Letta saat jam berdentang pukul delapan pagi, Raya masih tak mampu menebak kemana Gave akan membawa nya, namun karna itu Gave, Raya tak punya alasan untuk menolak.
Toh tak mungkin juga Gave akan berbuat macam macam pada nya. Gave itu satu sosok yang membuat Raya meminta agar tuhan memberikan yang sebelas dua belas dengan Gave, selama bertahun tahun mengenal lelaki itu, Raya tak pernah merasa ada sikap yang membuat nya tak nyaman di dekat lelaki itu. Kalian jangan salah faham, Raya tak mencintai Gave, seperti yang katakan ia sudah menganggap Gave seperti kakak nya sendiri, namun jika bisa, ia ingin mendapat pasangan yang bagaimana memperlakukan nya akan sama dengan Gave, jika bisa melebihi nya.
Gave itu dewasa, gantle, mudah mengalah pada nya, selalu menomor satukan nya, perhatian, tak pernah membuat nya merasa risih, selalu ada disaat ia butuh seseorang untuk bercerita, dan masih banyak peran penting Gave dalam kehidupan nya. Inti nya Gave memang layak nya brother goals yang selalu di dambakan semua orang.
Motor sport itu melaju sedang membelah jalanan ibu kota yang mulai padat, tak ada perbincangan, Gave yang tengah fokus mengemudi motor nya dan Raya yang memfokuskan manik nya pada jalanan sekitar, kedua tangan nya melingkar pada perut Gave dengan paksaan lelaki itu berdalih untuk keselamatan nya, Raya mendengus, lelaki itu memang tak pernah berubah.
Motor berhenti di pertengahan lampu merah, Raya mengangkat kaca helm nya dengan manik membingkai sekitar membunuh rasa bosan karna angka di bawah lampu masih menunjukkan 20 detik lagi menuju lampu hijau.
beberapa orang terlihat tak sabaran dengan berdecak dan berkali kali iseng menekan klakson, benar benar tak ada kerjaan, bahkan jika mereka mengumpat dan menekan klakson nya tak berhenti sekali pun, tetap tak akan merubah lampu merah di atas sana jika bukan karna waktu nya yang sudah selesai. Terkadang para penghuni jalan memang seegois itu, Raya sendiri heran, meskipun tak ayal ia juga sering berdecak jika ia berhenti tepat saat matahari sedang semangat semangat nya menerpa wajah nya, namun Raya tak pernah sampai menekan klakson nya kuat seperti apa yang mereka lakukan sekarang.
"Pada gak sabaran banget sih, heran. bukan nya makin cepet malah bikin kuping pengang, dikira mereka doang kali yang punya kesibukan." Raya menggerutu dengan bibir gadis itu yang mencebik kesal, Gave melirik ke arah gadis itu melalaui spion, wajah masam Letta membuat nya tersenyum tipis di balik helm.
"Cuek aja, jangan kesel karna mereka yang bahkan sama sekali gak lu kenal."
Ucapan Gave membuat Raya meringis tipis, benar sih apa yang lelaki itu katakan, namun bagaimana bisa ia cuek begitu saja jika suara klakson itu menukik di telinga nya, lebih parah nya lagi mobil di samping nya kini malah ikut ikutan. Hampir saja Raya memilih melepas helm nya dan nembantingkan pada badan mobil di samping nya, ia yakin, orang di balik kemudi sana akan spontan menghentikan gerakan dan berganti dengan keributan yang berbeda. Sungguh hal yang benar benar tak patut di jadikan contoh.
"Pengen banget gue banting ini orang," gumam nya pelan. Manik nya kembali mengedar sekitar, kali ini berhenti pada sebuah mobil jazz yang berada sederet dengan motor Gave, namun terpisah oleh beberapa kendaraan. Mobil itu benar benar nampak tak asing, Raya merasa mengenal mobil itu meskipun tak ayal, di ibu kota ini tak hanya satu orang yang mempunyai mobil yang sama, sampai di detik kaca kemudi yang terbuka secara kebetulan, Raya mendapat jawaban atas pertanyaan nya, seorang lelaki yang tengah mengepulkan asap rokok dari mulut nya membuat nya mengerutkan kening, mendengus setelah nya saat tau siapa seseorang di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Or Feraya
FantasyVioletta Devana Maheswara Cupu, bodoh, lemah, ceroboh, gak guna, korban bully, dan sampah, kata kata itu rasa nya sangat cocok dengan kehidupan seorang Violetta Memiliki keluarga yang lengkap, dengan Kedua orang tua kaya dan juga kedua Abang yang me...