Rencana

62.1K 8.4K 702
                                    

Follow ig @uvi_anna dan ig penerbit @momentous.publisher biar tau info PO VOF ya

Happy reading❤

******


"Bi!"

"Kenapa?"

"Aku mau ke club yang--"

"Gak! Jangan macem macem." Raya menatap Albirru sinis, saat ini mereka tengah makan di kafe yang dulu menjadi tempat awal Raya bertemu dengan Revan dan yang lain, ingat tentang Kafe yang membuat Raya harus menahan malu karna ulah Tata? Mereka tengah di sana sekarang.

Lebih tepat nya atas paksaan Albirru yang mengatakan karna ia belum makan sedikitpun akibat kejadian di kantin tadi, sungguh pembohongan yang haqiqi, karna sebelum nya Albirru sudah membelikan nya coklat hangat yang entah di dapat dari mana juga dua bungkus roti rasa strawberry kesukaan nya .

Namun tak ayal, Raya tetap mengiyakan ajakan Albirru, menu di kafe itu memang tak bisa di ajak santai. Bawaan nya pengen masuk lambung terus.

"Aku tuh mau bikin perhitungan sama si pengharum ruangan," adu Raya, dengan bibir mencebik yang membuat pasta coklat dari waffle yang dimakan nya mencuat keluar dari bibir. Raya ingin menyeka nya, namun Albirru lebih tanggap mengambil tisu.

"Terus kenapa harus masuk club segala? Emang mau bikin perhitungan kayak gimana?"

Raya berdecak sembari memutar bola mata, memang dasar nya hari itu Albirru sudah mabuk, jadi lelaki itu juga tak tau jika Stella juga berada disana.

"Tau gak?" Raya berbicara seakan tengah memberitahukan kode rekening bank, berbisik, dengan tangan yang ia tegak kan di samping bibir agar orang lain tak mendengar, padahal yang berada disitu hanya mereka, kafe itu Albirru pesan untuk satu jam kedepan, bukan memesan sih, tapi memerintah, karna notaben nya kafe ini memang usaha yang ia modali dan di kembangkan oleh para anggota nya.

"Stella itu sebener nya pelacur di club yang kemarin, pas aku mau susulin kamu, aku liat dia jalan nyamperin om om terus ngasih service mulut, ieeuuhhhh..."

Albirru meneguk ludah susah, memang dasar nya lelaki, bukan nya fokus pada cerita Raya malah lebih fokus pada gerakan bibir gadis itu, benar benar menggoda iman.

"Bi! Denger gak?"

"Denger Ai, terus mau gimana?"

Raya mendengus kasar, lama lama ingin rasa nya Raya menggetok kepala Albirru dengan garpu yang ia pegang.

"Ya kita cari tau lah Bi, cari bukti kalau si pengharum ruangan itu pelacur berwajah ustadzah," seru Raya gemas, jika boleh, Raya bahkan bisa saja menjedotkan wajah Albirru pada meja di hadapan nya, untung Raya sayang.

"ya gak gitu juga kali Ai, ada cara lain, aku punya akses penuh ke club itu." Raya mendelik garang. Jangan bilang kalau--

"Jangan biang kalau kamu udah jadi langganan di sana, ih...  bilang kamu udah main berapa kali? Pantes hari itu kayak nya seneng banget main di sana," cerca Raya dengan tangan memotong kasar spons cake strawberry di hadapan nya.

Albirru meneguk ludah susah, ia menggeleng cepat sebelum Raya benar benar marah pada nya.

"Bukan gitu Ai, itu club nya punya bokap nya si Rayyan."

Raya terbatuk hebat, sedang Albirru yang melihat itu semakin kelabakan, masalah nya minuman yang mereka pesan belum datang.

"WOII ANJIR!! MANA MINUM NYA!! LELET BANGET MAU GUE PECATT??"

Para pelayan yang tengah berada di pantry spontan kelabakan berjama'ah, bahkan ada yang sampai tak sengaja menjatuh kan piring saking kaget nya.

Raya sendiri yang mendengar itu melebarkan manik nya, ingin marah namun tenggorokan nya masih perih parah, batuk nya bukan mereda malah makin menjadi.

Violet Or Feraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang