Ending

123K 10.1K 2.4K
                                    


Sore☺

Vee persembahin part terakhir VOF buat kalian.

Thank u buat kalian yang udah bener bener support Vee, makasih banget, Gue tau ini kedengeran nya klise, but Vee sayang sama kalian❤

Happy reading

Selamat menikmati part terakhir nya

***

Semua terjadi begitu cepat. Suara tembakan itu terdengar sedetik setelah pintu menjeblak terbuka dengan Raya yang sudah berlutut bersama perut yang bersimbah darah.

"SIALAN LU STELLA!"

Albirru tak lagi perduli dengan Stella, pandangan nya jatuh pada Raya dan berlari cepat melawan lemas yang tiba tiba hadir memaksa nya untuk terpaku di tempat.

Sedetik sebelum tubuh gadis itu limbung Albirru berhasil menangkap nya, membawa tubuh gadis itu ke dalam pangkuan nya, ia menyingkap rambut gadis nya yang menutupi pandangan, keringat dan air mata kesakitan gadis itu keluar bersama dengan rintihan pelan keluar dari mulut nya.

"Ai, sayang bangun dulu, buka mata kamu, hei." Albirru merasa suara nya bergetar, ia berkali kali menepuk pipi Raya dengan pelan, tangan nya tremor, darah dari luka tembak di perut Raya terus mengalir deras.

Dalam sekali tarikan kuat kemeja nya terlepas dengan kancing yang semua nya berhamburan, ia membalut luka di perut Raya dengan kemeja putih yang sebentar saja sudah terlihat banyak menyerap darah.

"Sayang, bangun. Siapa yang ngizinin kamu tidur! Buka mata kamu Ai, kamu gak mau liat aku?"

Albirru kembali mencoba membangunkan Raya, tangan nya bergerak menarik tangan Raya dan memeriksa nadi yang jelas saja terdengar cepat.

Tanpa perduli apa yang terjadi pada Zevan dan Stella, buru buru Albirru membopong Raya menuju keluar rooftop, tak perduli pada peluh bercampur air mata yang tanpa sadar menetes, Albirru menghiraukan semua nya, suara langkah kaki nya menguasai koridor yang sunyi, suara tembakan yang kembali terdengar tak membuat Albirru menghentikan langkah nya, semua nya seakan kosong, dalam pandangan nya hanya ada Letta yang tak kunjung membuka mata.

"Tuan muda!"

"Ke rumah sakit terdekat, cepat!"

Satu kalimat perintah yang langsung di jawab anggukan sekilas, pengawal yang merangkap menjadi sopir itu membantu membuka pintu penumpang sebelum menuju ke kursi kemudi dan tanpa jeda mengemudi dengan cepat, kalimat perintah dari Albirru tadi sudah cukup membuat nya mengerti jika ia harus mengemudi secepat yang ia bisa.

Di tengah perjalanan menuju sekolah tadi, ia memang menghubungi salah satu tangan kanan nya untuk menyusul.

"Sayang, bangun dulu, jangan bercanda, jangan buat aku takut, bangun! Liat aku Ai." Satu tetes air mata mengenai kelopak Raya yang bergetar, gadis itu mengeluarkan lenguhan membuat Albirru turut menepuk pipi gadis itu berkali kali secara pelan.

"Ai, sayang. Kamu denger aku? Hei, buka mata nya Ai, jangan bikin aku takut!"

"B--bi."

Albirru terlepas memberikan senyum kecil, ia mengecup puncak kepala gadis itu lama menunjuk kan rasa lega yang luar biasa, selanjut nya ia kembali menyugar rambut Raya, melihat manik gadis itu yang kini terbuka sebagian.

"Bertahan sayang, janji sama aku kamu harus kuat, hm?"

Raya tak menjawab, tangan gadis itu terangkat menyapu air mata Albirru yang mengalir, noda darah yang berada di tangan nya turut tersapu di wajah Albirru.

Violet Or Feraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang