Masa Lalu II

62.9K 8.6K 870
                                    

Pagi Guys.

Hayoloh.. Ada yang nunggu VOF up?

Btw Vee kepagian gk sih up jam sgini? ganggu klian bobok kah?

Yg lagi stand by di depan hp kuy langsung gaskeuunn

Vote nya jan lupa ya pren☺

Happy reading❤

******

"Nama nya Sintya Aurellia, teman sejawat dari masa kecil Bunda mu, mereka dekat bahkan banyak yang mengatakan kalau Bunda mu terlalu dekat dengan Sintya, ada alasan di balik itu Biru, Sintya teman pertama dan sahabat pertama Bunda mu, seberapa dekat pun Bunda mu dengan kawan nya yang lain, tapi tidak bisa mengalahkan kedekatan nya dengan Sintya.

Sampai suatu saat Bunda mu tau kalau Sintya sakit, kanker hati stadium awal, Bunda mu selalu melakukan apapun demi Sintya, bahkan rela di perbudak oleh Sintya, kecuali hubungan Daddy dan Bunda mu yang saat itu masih menjadi kekasih, Bunda mu tau kalau Sintya mencintai Daddy, tapi Daddy tetap kekeh tidak ingin hubungan kita berakhir, dengan syarat Daddy harus ikut setiap kali Sintya berobat.

Daddy terpaksa setuju, dan itu terjadi hingga kita menikah, hari itu kejadian yang sangat mengerikan untuk Daddy son, malam saat sebelum Bunda mu meninggal, dia bilang apapun yang terjadi besok, Daddy harus tetap temani Sintya berobat, awal nya Daddy menolak, karna bunda mu juga sedang tidak enak badan, tapi kamu tau seberapa keras kepala nya Cyra, dia mengancam akan marah pada Daddy jika Daddy tetap tidak mau ikut menemani Sintya berobat.

Mau tidak mau Daddy setuju, Daddy terpaksa ikut menemani Sintya ke singapura untuk berobat, sampai saat Grandma mu menghubungi Daddy dan bilang jika Bunda mu kritis, Daddy langsung cari tiket untuk pulang tanpa konfirmasi apapun pada Sintya, tapi hari itu ada badai di Singapur, dan Daddy gak bisa pulang karna semua penerbangan di tutup.

Hari saat Daddy pulang, Daddy benar benar seperti gak ada lagi harapan hidup, Bunda mu sudah di makamkan, bukan hanya kehilangan orang yang Daddy cinta, tapi Daddy juga kehilangan anak kesayangan Daddy."

Raya menatap Allardo dengan tatapan prihatin, kehilangan memang menjadi hal yang paling mengerikan bagi siapapun, apalagi dua orang yang paling berharga dalam hidup.

"Daddy gak punya hak untuk minta kamu percaya dengan ucapan Daddy Albirru, rasa nya berat masih belum bisa menjelaskan kepada kamu, sekarang apapun itu, Daddy akan tetap terima keputusan mu.

Daddy tau Daddy belum bisa menjadi sosok Ayah yang baik buat kamu, tapi bagaimana pun, gak akan ada hal yang akan memutus rasa keperdulian Daddy dengan mu Nak."

Raya menatap Albirru dengan manik mata menyendu, manik nya bahkan sudah memburam, tangan nya menggenggam erat tangan Albirru. Lelaki itu masih tak memberikan respon apapun selain menatap karpet coklat berbulu di bawah sana.

"Kenapa Daddy gak pernah ngasih tau kalau bunda sakit?"

Allardo menatap Albirru sendu, ada basah yang Raya lihat di sudut mata lelaki yang masih tampan di usi senja nya itu.

"Bunda mu terlalu pandai menyembunyikan semua nya Biru, hari itu jika Daddy gak minta seseorang buat ngikutin Bunda mu Daddy juga gak akan pernah tau kalau Bunda mu juga mengalami sakit yang sama dengan Sintya.

Bunda mu itu orang terbaik yang Daddy kenal, orang pertama yang membuat Daddy sadar sedalam apa rasa cinta Daddy sama Bunda mu.

Jika saja tidak ada Grandma mu yang menguatkan Daddy, mungkin sekarang, Daddy sudah menyusul Bunda mu Son, Daddy terlalu mencintai Cyra, tapi Daddy tau jika masih ada kamu yang harus Daddy jaga, Bunda mu akan marah besar jika sampai Daddy menelantarkan kamu."

Violet Or Feraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang