Kembali menuju sirkuit, kali ini Raya benar benar bersyukur karna orang tua dan kedua abang Letta itu tak ada di rumah.padahal sebelum nya, ia sudah berkeliling tujuh kali keseluruh penjuru kamar hanya untuk memikirkan alasan apa yang bisa ia berikan pada orang tua Letta dan Zevan.
Raya turun dari mobil dengan topi dan masker yang menutupi wajah nya seperti biasa, ia menyandar pada kap mobil di rasa balapan masih belum juga bermulai.
Para penikmat dunia balap pun rasa nya masih akan bertambah setiap menit nya, beberapa orang yang berlalu di sekitar nya melirik nya penasaran, mungkin mereka tau tentang selentingan kabar yang akhir akhir ini sering dibicarakan. Seperti kata Samuel aksi nya malam itu membuat nya menjadi buah bibir disana.
Ting.
Bunyi berdenting yang terdengar dari benda persegi itu membuat Raya merogoh saku jeans nya.
Sam
Lu udah siap kan ta? jan bilang kalau lu gak dateng?
Raya tersenyum smirk, Hell.. ia bukan seorang pecundang.
Letta
udh.
Singkat, padat, dan jelas, karna Raya pun tak akan repot repot menjelaskan. Dari awal ia memang bukan orang yang banyak omong, percaya atau tidak nya seseorang terhadap nya itu hak mereka, ia hanya berbicara apa yang sebenar nya tentang diri nya.
Suara derum motor yang melintas membubarkan lamunan nya, Raya menengok sekilas ke arah motor ninja hitam dengan puluhan motor lain di belakang nya, sebelum akhir nya kening nya mengernyit saat tau siapa yang baru saja datang dengan rombongan nya.
Gave dan anggota nya.
Manik Raya terpaku ke arah puluhan motor yang kini mulai berhenti dan membuat kelompok, masih dengan formasi yang sama, dimana Ia dan Gave akan berada di barisan terdepan, sayang nya kini lelaki itu memimpin anggota nya sendiri.
Raya tersenyum tipis saat melihat Adrian yang melontarkan candaan nya hingga beberapa di antara mereka tertawa, Orion terlihat menimpali hingga tawa itu kembali tersambung, Galen menggelengkan kepaka tak habis fikir, dan Gave yang masih diam dengan pandangan lurus kedepan.
Semua nya terlihat baik baik saja tanpa diri nya, Adrian, Orion dan Gibran--lelaki yang memiliki suara tawa paling kencang--memang tiga orang paling kocak di geng nya yang paling bisa menyembunyikan perasaan mereka, Raya memang melihat mereka sedang baik baik saja, namun Raya tau ketidak hadiran nya membuat dampak tersendiri bagi mereka, mereka tak hanya menganggap nya sebagai Leader, tapi juga adik yang selalu mereka Jaga.
Drrttt..
Dering nyaring pada ponsel nya membuat tubuh Raya tersentak, Ia hampir saja melupakan tujuan nya hadir disana.
Raya melirik ke arah ponsel nya yang menyala, sudah ia tebak jika Samuel yang menghubungi nya, Ia yakin jika lelaki itu tengah kalang kabut sekarang karna ia yang belum juga terlihat, sedang di depan garis start Panji sudah mulai hadir dengan motor ninja hijau nya.
Raya menghembuskan nafas pelan, Ia melangkah menuju ke arah Samuel yang terlihat menyapu pandangan nya kesegala penjuru dengan ponsel yang menempel di telinga.
Ekhum.
Deheman dari nya membuat Samuel tak menyembunyikan hembusan nafas lega nya, lelaki itu bahkan menyapu dada nya beberapa kali membuat Raya memutar bola mata, terlalu lebay untuk ukuran seorang ketua geng motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Or Feraya
FantasyVioletta Devana Maheswara Cupu, bodoh, lemah, ceroboh, gak guna, korban bully, dan sampah, kata kata itu rasa nya sangat cocok dengan kehidupan seorang Violetta Memiliki keluarga yang lengkap, dengan Kedua orang tua kaya dan juga kedua Abang yang me...