Sebuah Tamparan

175K 19K 164
                                    


Buat Nemenin Sahur kalian nih Dear😘

Vee Baik kan 😂

Eitss.. Vote nya dong jangan ampe lupa ya

Sama Follow akun Vee ya, biar ada notip up terbaru dari Bang Raya.

Kuy.. Gaskeunnn





Happy Reading








*
*
*
*
*
*


"Gue toilet dulu."

"Ayo!"

Raya menghentikan langkah nya yang sudah berniat berbelok menuju toilet saat Tata juga melakukan hal yang sama.

Hell.. ia bukan anak kecil yang ke toilet saja harus di temani, Astaga..

"Ngapa lu ikut?"

"Tata kan mau nemenin Letta, kali aja yang ngerjain, biar Tata gampar nanti."

Gampar, Gampar, sok iya banget, kek bisa gampar orang dengan benar aja, batin Raya mecibir sinis.

"Gue bukan bocil yang ketoilet aja minta di temenin."

"Letta.. tapikan nanti kalau--"

"Lu ke kantin cari tempat, awas aja kalau kita gak kebagian tempat kek kemarin, gue dudukin lu."

Tata mencebik kan bibir, namun gadis itu tetap pergi dengan kaki nya yang saling menghentak kesal.

Raya memutar bola mata malas, masuk menuju toilet yang seperti nya tak ada orang.

2 menit gadis itu keluar dari bilik toilet menuju kaca yang terletak di atas wastafel untuk membenarkan penampilan nya.

Ia mencuci muka, beberapa jam bermalas malasan sembari mendengarkan ocehan yang lebih seperti dongeng bagi Raya membuat nya mengantuk.

Suara air yang terbuka disamping nya membuat Raya mendongak menengok melalui kaca.

Dengusan malas refleks terdengar saat tau, siapa orang yang berada disebelah nya.

"Apa kabar Adik manis?"

Raya tak menanggapi, Ia masih tetap meneruskan kegiatan nya mencuci wajah dengan tenang.

"Mulai berani rupa nya si cupu satu ini"

Raya menatap Stella, gadis yang menjadi pacar dari tunangan nya itu, dengan mimik malas yang kentara sebelum akhir nya menyapu wajah dengan Tisu dari saku nya.

Raya memutar badan, menatap Stella dengan wajah tenang dan tangan yang bersedekap.

Tangan nya terangkat menutup mulut nya yang menguap, Raya tak sedang bersandiwara sekarang, sudah ia bilang dongeng dari Bu Tuti benar benar membuat nya mengantuk.

Stella menggertak kan bibir saat melihat respon gadis di depan nya, jika dulu saat melihat nya Letta akan menunduk takut dan pergi begitu saja, nampak nya berbeda dengan sekarang, gadis itu bahkan terlihat berani menantang nya.

"Jangan lu pikir, dengan berubah kek gini lu bisa dapetin Alex Letta, sampai kapan pun dia cuma akan jadi milik gue, liat.. dua Abang lu aja, lebih sayang ke gue dari pada lu Adek nya sendiri, kasian.. lu susah susah berubah tapi tetep gak ada yang perduli."

Raya mengepalkan tangan nya erat, sebenar nya Ia mempunyai pengendali emosi yang sangat baik, Itu juga alasan kenapa Ia terpilih menjadi Leader of Scorpion, namun tidak untuk sekarang, Raya rasa ada bagian dari raga Letta yang tak terima dengan ucapan Iblis di depan nya.

Violet Or Feraya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang