Istirahat pertama, kantin selalu padat dengan para siswa yang mulai mengisi perut nya setelah beberapa jam menguras otak.Raya mendengus menatap antrian panjang dari para penjual makanan.
Tak berbeda dari nya, Tata juga turut mengerucutkan bibir menatap suasana pengap di dalam sana.
Jika saja ia sarapan tidak hanya menggunakan seperempat roti tadi, Raya tak akan susah susah untuk mencari makan sekarang.
Ia akan lebih memilih berada di kelas sembari mendengarkan musik dari ponsel nya.
Sederhana, namun sangat menenangkan bagi Raya.
"Kan Tata udah bilang tadi, jam istirahat pertama kantin pasti rame banget, Letta gak percaya sih!"
"Gue laper anjir, kalau gak laper juga gue ngapain ke kantin."
Tata mencebik kan bibir sembari menghentak kan kaki kesal, Raya mendengus melihat itu.
"Tata mau ke kelas!"
"Nah, ke kelas deh lu biar gak uring uringan mulu, pengang telinga gue dengerin nya."
"Ish.. Niat Tata padahal baik mau nemenin."
"Gue bukan bocil yang suka ngilang!"
Tata menatap malas ke arah Raya, yang tentu saja tak gadis itu respon dengan apapun.
"Awas aja ntar balik ke kelas sambil nangis gegara di bully geng tunangan lu."
"Dih.. gak bakal, udah cepet balik, Apa mau gue tendang dulu?"
Tata mencibir dengan mulut mencebik, kebiasaan gadis itu jika sedang kesal.
Ia berbalik, namun tak juga mengambil langkah membuat Raya mengerutkan kening.
"Lu kenapa sih? Udah sana, ngapain masih diem di situ?"
"Letta gak mau tahan Tata gitu?"
"Tiga detik lagi lu masih di tempat, gue tendang Nih"
"AAA... AMPUN, LETTA JAHAT SAMA TATA!!!"
Beruntung nya Tata sudah pergi dari sana, kalau tidak, Raya tak akan segan segan untuk menendang pantat Tata saat itu juga.
Raya menghela nafas berat, antrian di kantin tak juga berkurang malah semakin panjang.
Ia mengerutkan kening, kebiasaan nya jika tengah berfikir, tak sampai lima detik, senyum nya menguar bersama dengan jari nya yang berjentik.
Selanjut nya ia melangkah menjauhi kantin, tanpa menyadari jika gerakan bibir nya yang tertarik ke atas tadi membuat sebagian orang yang melihat nya membuka mulut lebar.
Nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan.
💢💢💢💢💢
Raya melangkah menuju ke arah gerbang yang terbuka, sekilas kening nya mengerut tipis saat merasa keanehan disana.
Sejak kapan gerbang terbuka di istirahat pertama.
Raya melangkah mendekat ke arah pos satpam, seorang lelaki paruh baya dengan kumis tebal dan seragam khas scurity terlihat tengah nikmat menyantap semangkuk bakso disana.
"Pak!"
"Burung saya terbang burung saya terbang."
Dengan logat latah nya Pria tadi berdiri dengan heboh, Raya menatap heran, sekeras itu kah suara nya tadi hingga membuat pria paruh baya itu terkejut?
Manik nya refleks memutar bola mata malas saat Scurity tadi menatap nya tanpa berkedip, Ingin rasa nya Raya tampol dengan mangkok bakso di depan nya.
Ia menunggu selama semenit dan masih tak ada jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Or Feraya
FantasyVioletta Devana Maheswara Cupu, bodoh, lemah, ceroboh, gak guna, korban bully, dan sampah, kata kata itu rasa nya sangat cocok dengan kehidupan seorang Violetta Memiliki keluarga yang lengkap, dengan Kedua orang tua kaya dan juga kedua Abang yang me...