72. Panic attack

4 2 0
                                    

Rumah Baz.

Bendera kuning..

Sharna yang berpakaian hitam memasuki halaman rumah baz.

Operasinya gagal..
Ayah baz tidak tertolong..
Saat masuk ruang operasi memang sudah kritis.
Jantungnya berhenti saat di operasi.

Sharna memperhatikan baz yang nampak lelah.
Penampilannya menyedihkan sekali..

Pemakaman baru saja selesai.

"Gue harus ke rumah sakit, ibu masih di rawat..Ibu gue belum tau kalau ayah.."Tubuh baz terhuyung, ciel menangkapnya.

"Baz istirahat aja..Loe belum tidur dari kemarin"Ujar dev.

"Biar gue yang ke rumah sakit"Ucap A.

"Iya biar A saja yang ke rumah sakit"Ujar ciel.

"Nggak usah..Gue masih sanggup"Ucap baz berjalan pelan.
Ciel masih memapah baz.

"Biar gue aja yang ke rumah sakit"Ucap sharna menghadang jalan baz.
"Loe tunggu di sini!"Sharna menyentuh tangan baz, sharna memeluk baz.

Baz menatap sharna.

Maaf kali ini gue nggak bisa menyelamatkan bokap loe batin sharna.
Takdir sesuatu yang tidak bisa di rubah.

Baz menahan tangisnya.
Rasanya nyaman berada dalam pelukan sharna.
"Loe tunggu di sini ya, biar gue yang ke rumah sakit"Sharna membelai pipi baz.
"Gue dan nyokap loe bakal segera kembali"

Baz mengangguk.

Ciel dan dev memapah baz kembali ke dalam rumah.

Sharna berbalik badan hendak berteleport namun A masih memperhatikan.

"Gue antar ke rumah sakit"Ujar A.

Sharna mau menolak tapi teringat harus ada yang mengurus biaya administrasi.
Gue mana punya uang pikir sharna.
"Ayo"

Selama perjalanan suasana canggung sekali.
Sharna dan A hanya diam di dalam mobil.

A adalah ayah angkat one..
One..
Siapa yang menyelamatkan one yang masih bayi dan membuat A mengadopsi one.
Seseorang membawa one dari pesawat yang mengalami kecelakaan waktu itu..

Kini berbeda.

Hanya orang dengan kemampuan yang bisa menyelamatkan bayi dalam perut emily.
Saat itu yang ada dalam pesawat..
Bunda..
Ya pasti bunda ana..
Walau bunda yang sekarang tidak bisa mengingatnya.

Tiba-tiba hujan turun membuyarkan lamunan sharna.

A mendadak gelisah.
Hujan turun semakin deras.

"Loe kenapa?"Tanya sharna.

Udara dingin namun tubuh A banjir keringat..

Nafas A tersengal.
A memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.
A melompati kursi dan pindah duduk di belakang.

Tubuh A gemetaran.
A menutup telinganya saat terdengar suara guntur.
A duduk memeluk lututnya.

Apa yang terjadi..
Apa gue melewatkan sesuatu..
A tidak seperti orang yang gue kenal dulu..
A yang berani, keras kepala, galak, judes dan egois.
Saat ini A terlihat lemah dan ketakutan..






Rumah baz.

Ciel memberi baz obat tidur agar baz bisa terlelap.

Baz butuh istirahat..

Dev memandang keluar jendela kamar baz.
"Hujan"

"Hujan deras"Ujar ciel.

Ciel dan dev berpandangan, keduanya tampak cemas.

SharnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang