Pagi harinya Dita disuruh untuk menghantarkan pesenan ke sebuah perusahaan yang terkenal dan ternama di kotanya. Dita sebenarnya tidak mau tapi temen-temennya pada bilang nanti akan di bilangin pak bos, akhirnya Dita mau menghantarkan pesanan itu ke Argawinata group. Kalau ga dirinya akan dipecat akan makan apa nantinya.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan akhirnya Dita sampai diperusahaan tersebut. Dita terkagum-kagum dengan bangunan didepannya yang menjulang tinggi. Dita memanggil pak security yang ada didepan pintu masuk.
"Pak boleh bantuin saya? " Panggil Dita pada security
"Bantuan apa, neng? "
"Tolong bantuin bawa makanan ini kedalam"
"Siap neng"
"Makasih, pak" Security menganggukkan kepalanya
Dita melangkah masuk kedalam menuju resepsionis dan bertnya.
"Misi, mbak. Ini mau ditaruh dimana ya, mbak? " Tanya Dita ramah tapi resepsionis yang dandan seperti ibu-ibu kondangan malah menatapnya sinis.
"Mbak mbak"
"Apa?" Sinis resepsionis
"Maaf, makanan ini ditaruh dimana ya, mbak? " Tanya Dita lagi tapi tidak dijawab membuat Dita berteriak.
"WOYY MBAKNYA BUDEG YA? " Teriak Dita dengan Marah
"MAKSUD LO APA? " Teriak resepsionis yang tak mau kalah
"DARITADI SAYA NANYA MAKANAN INI MAU DITARUH DIMANA? PUAS LO? " Mereka berdua jadi bahan tontonan para karyawan yang berlalu lalang didalam.
"DISINI"
"Daritadi napa buat orang badmood aja" Gumam Dita
"Udahkan? " Tanya Dita
"Hmm" Jawab resepsionis masih dengan tatapan sinis nya.
Dita lalu pergi keluar dari kantor itu sambil ngedumel ga jelas sampai menubruk orang. Tapi masih ngedumel ga jelas.
"JALAN PAKAI MATA DONG" Teriak Dita marah-marah tanpa menatap orang yang ditabrak nya.
"JAGA KESOPANAN ANDA" Bentak orang yang ditabrak Dita
"ASTAGHFIRULLAH, Anda yang membuat saya marah-marah"
"Maksud anda apa? " Tegas orang itu. Dita langsung mendongakkan kepalanya menatap orang itu dan membulatkan matanya. Dita terkejut siapa yang ditabrak barusan. Ternyata orang yang di restoran tadi malam, yakni bapaknya El siapa lagi kalau bukan Darren.
"Mampus lo, Dit"
"Masih mau marah-marah lagi? " Tanya Darren dingin
"Eh m-maaf" Maaf Dita langsung menundukkan kepalanya, ia tak berani menatap Darren karena dirinya ditatap membunuh oleh Darren.
"KENAPA GA MARAH-MARAH LAGI? " Bentak Darren tanpa memedulikan Dita yang meneteskan air matanya. Tiba-tiba anak kecil datang menghampiri Dita. Untung disitu cuma ada mereka bertiga soalnya udah pada masuk kedalam semua.
"Nda" Panggil anak kecil itu.
Dita mengenal suara itu seketika langsung menengok samping bawah yang mendapati seorang anak kecil yaitu El. Dita tersenyum lalu menghapus air matanya dan berjongkok menghadap El.
"El, ngapain disini? " Tanya Dita
"Itut papa" Jawab El
"Nda nangis?" Tanya El sambil mengusap pipi Dita.
"Enggak, bunda ga nangis kok" Bohong Dita.
"Tapi ini matana tembab, Nda" Tunjuk El ke matanya Dita
"Oh ini kelilipan tadi" Bohong Dita, jelas-jelas matanya sembab masih aja bohong
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Seorang Duda
RandomStop plagiatrisme!! [Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri] Gadis yang terlahir memiliki paras yang cantik bak bidadari,tapi sayangnya seorang sebatang kara yang ditinggalkan oleh keluarganya akibat kecelakaan beruntun 2 tahun yang lalu. Saat...