SSD 26

22.4K 738 5
                                    

"Pak"

"Hmm"

"Bapak kok sekarang berubah "

"Berubah gimana? "

"Ya berubah aja gitu"

"Berubah gimana sih? "

"Ya berubah sikapnya gitu, gak seperti dulu suka marah marah! "

"Emang saya ga boleh berubah?"

"Ish bukan gitu tau! "

"Terserah kamu ajalah saya mau masuk! Minggir!"

"Gak mau! "

"Minggir! Atau saya kasar lagi? "

"Oke" lirih Dita mengalah sambil menatap punggung Darren yang sudah mulai memasuki rumah. Kini tinggallah Dita sendirian di gazebo. Akhirnya Dita menyusul Darren walaupun jalannya masih kesusahan, dengan sekuat tenaga akhirnya Dita sampai di kamarnya Darren. Dita mengetuk pintu beberapa kali namun tak dapat jawaban dari sang empu. Dita langsung membuka pintu saat pintunya gak dikunci.

"Pak"

"Pak" panggil Dita saat memasuki kamar Darren, namun masih tidak ada jawaban akhirnya Dita kembali keluar. Saat hendak keluar Dita dikagetkan oleh suara seseorang dari dalam kamar Darren.

"Ngapain kamu? " tanya Darren yang baru keluar dari kamar mandi.

"Oh itu anu-"

"Anu apaan? "

"Itu tadi a-aku salah kamar, iya iya salah kamar" Darren tak percaya dengan jawaban Dita yang gak masuk akal.

"Serius? " Darren berjalan kearah Dita yang masih berdiri diambang pintu. Kini wajah Darren dengan wajah Dita sangat dekat sampai Dita merasakan helaan napas Darren. Dita memundurkan badannya saat wajah Darren begitu dekat.

"Emm b-bapak i-itu emm i-itu"

"Ngomong yang jelas! "

"I-itu emm a-aku m-mau ke k-kamar, bye" saat Dita membalikkan badan dan mulai berjalan, tiba-tiba tangannya langsung dicekal Darren tepatnya di pergelangan tangannya yang masih diperban.

"Sshh" ringis Dita.

"Ada apa? Kamu gak papa kan? " tanya Darren penuh kekhawatiran.

"Hiks i-itu" bukannya menjawab Dita malah menangis membuat Darren bingung.

"Loh kok nangis? "

"Hiks s-sakit! "

"Bilang sama saya apanya yang sakit? "

"Hiks hiks i-itu t-tangannya b-bapak hiks" Darren langsung menatap tangannya, Darren terkejut saat tangannya memegang tangan Dita yang masih diperban. Darren langsung melepaskannya dengan kasar dan langsung mendapat tangisan yang kencang.

"HUWAA MAMA SAKIT!! "

"Eh maaf maaf"

"Pasti sakit ya?" tanya Darren sambil mengusap tangannya Dita sesekali meniup-niup untuk meredakan sakitnya.

"Hiks hiks hiks"

"Udah jangan nangis lagi ya! Saya minta maaf beneran deh saya reflek" ucap Dari sambil mengusap pipi Dita yang basah dengan jari jempolnya.

"Hiks b-bapak j-jahat hiks"

"Udah-udah" Darren mendekap tubuh Dita kedalam pelukannya. Tangan Darren mengusap kepala Dita dengan perlahan. Darren bingung kenapa gak ada pergerakan dari Dita, Darren sedikit melonggarkan pelukannya. Disitu Darren melihat Dita yang sudah tertidur dengan mata yang sembab. Darren lalu menggendong Dita dan membawa masuk kedalam kamarnya. Darren membaringkan Dita di ranjang miliknya, lalu menyelimuti hingga sebatas dada. Entah dorongan darimana Darren mencium kening Dita, lalu mengecup bibirnya sekilas.

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang