SSD 36

16.5K 582 12
                                    

Pukul 8 malam dikota pelajar Yogyakarta, saat ini masih ramai kendaraan berlalu lalang ditambah para remaja yang berjalan sana sini bersama kekasihnya. Tapi tidak dengan seorang pria yang baru saja menyelesaikan meetingnya dari tadi pagi. Pria itu tak lain adalah Darren. Darren mengambil ponselnya di atas nakas lalu membukanya dan langsung mendapatkan beberapa notifikasi di layarnya 20 panggilan tak terjawab dan 40 pesan tak dibaca. Darren tersenyum langsung kembali memanggilnya.


"Halo" suara orang diseberang membuat Darren tersenyum.

"Halo Dita"

"Mas dari mana saja? Aku dari tadi khawatir tahu!" suara Dita dengan khawatir.

"Maaf, tadi saya sampai langsung meeting dan baru saja selesai" jelas Darren agar Dita tidak khawatir lagi.

"Serius? Lama banget! "

"Maklumlah cari duit harus apa-apa iyain" jawab Darren sambil terkekeh pelan membuat Dita jadi salah paham

"Berarti kalau mas nikah lagi sama anak kolega mas langsung iyain gitu? "

"Eh bukan begitu! Kamu kok malah jadi kesana sih"

"Kan biasanya juga begitu"

"Maksud saya buk-"

"Tahulah" ucap Dita ngambek.

"Halo Dita kamu masih disana kan? " tanya Darren pasalnya setelah Dita ngambek tidak lagi mendengar suara diseberang.

"Sayang! " panggil Darren dengan embel-embel sayang membuat Dita menahan senyum diseberang.

"Kamu ngambek ya? "

"Maafin mas! Maksud mas bukan begitu tadi"

"Sayang! " panggil Darren lagi membuat Dita tak bisa lagi menahan senyumnya.

"Maaf Pak istri anda lagi baper karena panggilan anda barusan! " ucap Nita saat mengambil ponsel Dita yang daritadi tergeletak di kasur. Dita langsung memudarkan senyumannya dan menatap Nita datar. Bisa-bisanya dirinya lagi salbrut malah diganggu.

"Iri bilang bos! " ledek Dita pada Nita dan langsung membuat sangat empu mencibir nya.

"Nyenyenye"

"Apakah benar itu Dita? " tanya Darren membuat Dita diam lalu mengangguk walau Darren tidak tahu.

"Iya katanya pak! " jawab Nita lagi membuat Dita kesal.

"Kenapa kamu yang jawab? " kesal Darren karena sedari tadi tanya sama istrinya yang jawab malah si toa masjid.

"Soalnya istri anda dari tadi salbrut mulu, pak! "

"Salbrut? " tanya Darren bingung.

"SALTING BRUTAL! Hahahaha" teriak Nita diseberang membuat Darren menjauhkan ponselnya dari telinganya. Dita langsung merebut ponselnya dan menatap sahabatnya yang tidak berhenti ketawa itu.

"Maklum mas, sahabat aku ini lagi sakit hati, jadi iri sama keromantisan kita berdua! Hehehe" ejek Dita membuat Nita tak terima.

"Emang bisa si toa masjid itu sakit hati? "

"Bisa mas, soalnya ini baru pertama kalinya dirinya sakit hati. Karena orang yang dia suka sudah dimiliki orang lain" jawab Dita sambil melirik-lirik sahabatnya yang pura-pura fokus sama Drakor didepannya.

"Dita? "

"Hmm" suara Dita langsung cuek saat Darren memanggilnya dengan nama.

"Kok cuek gitu jawabannya? "

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang