SSD 33

17.6K 630 15
                                    

Hari sudah berganti malam kini Dita sedang menunggu Darren yang belum pulang kerja. Dita mondar-mandir di depan pintu. Akhirnya yang ditunggu-tunggu pulang juga. Dita langsung menghampiri Darren yang hendak keluar dari mobil. Dita lalu membawakan jas Darren dan mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah. Sesampainya didalam Dita langsung berjalan kearah Dapur tak lupa jasnya diletakkan di kursi.

"Mas mau dibikinin apa? Teh? Kopi? "

"Adek buat El gimana? " jawab Darren ngawur sambil mendaratkan bokongnya ke sofa membuat Dita melototkan matanya.

"Boleh! Bahannya apa? " tanya Dita sambil membuatkan teh untuk Darren.

"Seperti kemarin malam, cuman kita gak telanjang! "

Dita tak habis pikir kalau meladeni Darren ke arah hal begituan pasti langsung aneh-aneh. Setelah selesai membuatkan tehnya Dita berjalan ke arah Darren yang sedang menatap langit-langit. Dita meletakkan tehnya diatas meja.

"Sini!" perintah Darren sambil menepuk-nepuk sofa yang masih kosong di sampingnya. Dita menurut dan mendaratkan bokongnya disamping Darren.

"Saya mau ke luar kota! " ucapan Darren sontak membuat Dita kaget.

"Hah? N-ngapain?" awalnya Dita terkejut dengan pernyataan Darren barusan tiba-tiba air matanya lolos seketika.

"K-kapan? " tanya Dita lagi sambil menahan isakannya.

"Besok! Maaf saya mendadak ngomongnya" ucap Darren sambil mengelap air matanya menggunakan ibu jarinya.

"Sssttt, saya janji saya gak lama mungkin 5 hari! "

"N-ngapain? "

"Saya ada kerjaan disana, tapi kamu jangan khawatir saya akan cepat pulangnya! "

"Oh iya kalau saya pergi mau saya panggilin mama buat kesini? " Dita menggeleng.

"Tapi nanti kamu kesepian"

"E-enggak! "

"Yaudah kalau itu mau kamu. Atau sahabat kamu itu saya suruh menginap disini? "

"N-nita juga mau pergi"

"Pergi kemana? "

"N-nita pulang ke rumahnya karena dirinya bekerja"

"Atau gini kalau kamu kesepian kita vc agar bisa melepas rindu" Dita mengangguk.

"Yaudah sekarang kita packing! " teriak Dita sambil melangkah ke lantai atas dimana kamarnya berada. Darren hanya bisa tersenyum melihat kelakuan Dita dan menggelengkan kepalanya.

Sesampainya dikamar Dita langsung mengambil perlengkapan yang akan dibawa Darren besok. Dita berjinjit karena tingginya gak kesampean ke atas lemari.

"Mas" rengek Dita saat melihat Darren berada diambang pintu. Darren menaikan satu alisnya.

"Bantuinlah aku gak kesampaian" Darren terkekeh gemas dengan tingkah istrinya. Tangan Darren terulur keatas lemari untuk mengambil koper. Setelah selesai mengambil koper Darren langsung mengacak-acak rambut Dita yang sedang mengambil beberapa pakaiannya.

"Jangan di berantakin!"

"Boleh gak saya makan pipi kamu? " tanya Darren sambil menoel-noel pipi gembung Dita.

"Kamu nanya? " jawab Dita sudah kelewat kesal.

"Yaudah kalau gak boleh" Darren pergi dari hadapan Dita dan berjalan kearah kamar mandi.

Brak

Pintu kamar mandi tertutup kencang membuat Dita yang sedang memasukkan pakaian Darren ke koper langsung kaget.

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang