Darren yang sedang sarapan langsung terhenti saat melihat istrinya menarik 2 koper. Dirinya berdiri dan menghampiri Dita dengan raut keheranan.
"Mau kemana?" tanya Darren namun tidak digubris Dita.
"Mau kemana?" ulang Darren sambil memegang koper ditangan kanan Dita hingga sang empu terhenti. Dita menghela napas, lalu membalikkan badannya menatap suaminya.
"Mau kemana bawa koper?" ulang Darren.
"Yang penting tidak tinggal sama lo" ucap Dita dengan wajah datar.
"Lo?"
"Oh, sepertinya gue lupa sesuatu" Dita merogoh-rogoh sesuatu di tas selempangnya.
"Nih" Dita menyodorkan sebuah amplop berwarna putih. Dengan ragu Darren mengambilnya, tanpa membaca tulisan di amplop, dirinya langsung membuka dan matanya langsung membulat sempurna.
"M-maksud kamu apa?" tanya Darren namun istrinya diam saja tanpa menjawab apapun.
"JAWAB!!" murka Darren meremas kertas ditangannya.
"Kenapa kaget?"
"MAKSUD KAMU APA?" bentak Darren.
"Maksud gue hmm?" Dita tersenyum smirk sambil mendekatkan wajahnya di wajah Darren.
"GUE MAU PISAH DARI LO!! PUAS!" teriak Dita didepan wajah suaminya.
Setelah mengatakan itu, Dita memundurkan wajahnya dan kembali menyeret kopernya pergi dari hadapan Darren.
"Alasannya?" tanya Darren membuat Dita berhenti.
"Pertama, gue nggak mau tinggal sama orang yang tempramen kayak lo. Kedua, gue capek batin dan mental. Ketiga, tega membunuh anaknya sendiri, dan yang terakhir gue ingin bebas walaupun gue lagi hamil" jawab Dita tanpa menoleh. Darren yang mendengar itu langsung diam seribu bahasa, tanpa terasa air matanya mengalir begitu saja.
"M-maaf" lirih Darren langsung memeluk Dita dari belakang.
"Maaf tidak akan bisa mengembalikan mental gue dan El" dingin Dita. Darren melepaskan pelukannya dan langsung berlutut di hadapan Dita.
"M-maafin aku. Aku nggak tahu kamu sesakit ini hidup sama aku. Dan El masih hidup"
"Minggir!"
"Nggak, sebelum kamu maafin aku" bukannya minggir justru Darren malah memeluk kaki istrinya.
"Sudah gue bilang MAAF TIDAK AKAN MENGEMBALIKAN APAPUN!!" sentak Dita.
"Minggir!" Dita yang sudah tidak sabar langsung menarik kakinya dan pergi begitu saja.
"JANGAN PERGI!"
"JANGAN BAWA ANAK AKU!"
"AKU TIDAK MEMBUNUH EL!"
"TOLONG KEMBALI!"
"Aku tidak membunuh El!"
"Aku tidak membunuh El!" ulang Darren terus-menerus.
"AKU TIDAK MEMBUNUH EL" teriak Darren membuat Dita yang berada disampingnya langsung kaget.
"Mas ada apa?" tanya Dita saat melihat suaminya bangun dengan ngos-ngosan seperti dikejar sesuatu ditambah keringat bercucuran. Bukannya menjawab Darren malah langsung memeluk Dita.
"Aku tidak membunuh El!" lirih Darren ketakutan.
"Mas ngomong apasih?"
"Aku tidak membunuh El!"
"Mas mimpi buruk?"
"Aku tidak membunuh El!"
"Mas tenang coba jelasin ke aku, ada apa sebenarnya" Dita melepaskan pelukannya. Dirinya mengelap keringat di wajah suaminya yang terus keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Seorang Duda
RandomStop plagiatrisme!! [Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri] Gadis yang terlahir memiliki paras yang cantik bak bidadari,tapi sayangnya seorang sebatang kara yang ditinggalkan oleh keluarganya akibat kecelakaan beruntun 2 tahun yang lalu. Saat...