SSD 5

33.3K 1.2K 3
                                    

MAAF GAES BARU UP🙏🙏🙏
SOALNYA KEHILANGAN KATA-KATA DI OTAK GW😭
SEKALI LAGI MINTA MAAF 🙏


Keesokan harinya Dita sudah pulih karena tadi malam sudah minum obat yang diambil Darren di puskesmas. Dira berkemas-kemas karena dirinya akan pulang kerumahnya. Tapi El sedang menangis karena Dita ingin pulang, udah 2 hari dirinya dirumah El. Dita merasa gak enak sama keluarganya.

Dita keluar dari kamarnya berjalan kebawah. Saat dibawah mendapati El, Jihan, dan Darren yang sudah siap dengan pakaian kantornya. Dita melangkahkan kakinya kearah mereka.

"Ma, Dita mau pulang dulu ya " Pamit Dita pada Jihan. El mendengar kata-kata Dita langsung menangis

"Huaaa Nda, angan uyang" Rengek El sambil memeluk kaki Dita

"Sayang kan dari kemarin bunda, nginep disini"

"Bunda harus pulang dan kerja" Lanjut Dita

"Huaa ndak boyeh uyang, Nda" El semakin menjadi-jadi nangisnya.

"Nanti kalau bunda ga pulang, siapa yang jaga rumah bunda? "

"Okokna hiks nda, ndak boyeh hiks uyang"

"Nda hiks halus dicini hiks"

"El, kapan-kapan bunda kesini lagi" Dita menenangkan El, tapi malah membuat El menangis

"Ndak"

"Huaaa papa" Rengek El pada Darren. Darren merentangkan tangannya untuk menggendong El. El langsung melompat ke badan Darren.

"Kenapa sayang? " Tanya Darren pada El yang masih nangis.

"Papa, hiks toyongin El"

"Tolongin apa? " Tanya Darren bingung

"Toyongin El, agal nda ndak boyeh uyang" Jawaban El membuat Darren melotot tak percaya. Seorang Darren membujuk wanita agar tak pulang dari rumahnya hanya demi anaknya. Oh sungguh.

"Huaaa papa ama nda ahat"

"Ndak hiks ayang agi hiks ama El" El menangis sambil memukul badan El dan menggigit lengan Darren membuat Darren memekik.

"Akh" Teriak Darren membuat Dita dan Jihan kaget.

"El" Tegas Darren pada anaknya. El kaget bukan malah semakin menjadi-jadi nangisnya.

"DARREN, BISA GA USAH TERIAK-TERIAK" Marah Jihan pada putranya langsung merebut El dari gendongnya Darren.

"Cup cup, cucu oma" Jihan membawa El kebelakang untuk menenangkanya.

Diruang itu tersisa Dita dan Darren. Darren menatap Dita tajam nan tajam. Dita melihat Darren bergidik ngeri. Darren berjalan menuju arahnya lalu membisikkan sesuatu di telinganya dengan suara dingin. Dita langsung menunduk takut.

"Gara-gara kamu anak saya jadi nakal" Dingin Darren sambil menekankan kata demi kata.

Dita mendongak menatap Darren dengan takut dan badannya bergetar. Mata Dita berkaca-kaca, dirinya ingin menangis.

"Maaf" lirih Dita dengan air mata yang mulai mengalir tanpa diminta. Membuat Darren tersenyum miring.

"Ok, saya maafin tapi-" ucap Darren menggantung, membuat Dita menatap Darren dengan mata yang sembab, yang sedang tersenyum miring ditambah mata tajam dan muka datar.

"Anda harus pergi dari rumah saya, SEKARANG" Ucap Darren lembut tapi diakhiri dengan bentakan membuat Dita kaget dan bergetar hebat dan menganggukkan kepalanya.

"Baiklah saya pergi" Ucap Dita sambil senyum ke Darren, walaupun tubuhnya bergetar.

"Assalamu'alaikum" pamit Dita keluar menuju pintunya utama. Darren yang melihat itu merasakan sesuatu yang menjanggal di dadanya. Tapi Darren menyingkirkan itu. Darren melihat Dita sampai di gerbang lalu menjawab salam dari Dita.

"Waalaikumsalam" lirih Darren

Sebelum benar-benar keluar dari rumah itu sesekali Dita menatap rumah itu. Dengan perasaan yang tak ingin menjauh dari rumah El. Tapi dirinya bukan siapa-siapa dari keluarga El.

Dita tersenyum lalu berjalan keluar dari gerbang dengan membawa tas. Dita menunggu taksi di depan rumah El. Dita kaget dengan suara dibelakangnya. Dita menoleh kebelakang ternyata sebuah mobil hitam milik Darren. Dita menatap orang yang ada didalam mobil itu dengan senyum getir.

Darren menatap Dita yang juga menatap hanya bermuka datar tanpa ekspresi. Darren terus mengklakson Dita yang ada di depan mobilnya.

Tin tin tin

"MINGGIR" Bentak Darren membuat Dita sadar dan langsung minggir ke samping.

Darren langsung menjalankan mobilnya keluar meninggalkan halaman rumah Jihan. Tanpa menatap Dita sekali pun. Setelah mobil itu pergi Dita berjalan pelan agar sedikit menjauh dari rumah Jihan.

El dan Jihan keluar ke ruang tengah sudah tidak ada orang. Ruangan itu sepi.

"Dimana Dita dan Darren"  Batin Jihan

"Huaaa nda" Tangis El kencang. El memiliki firasat kalau Dita udah pergi dari rumah Jihan.

"Omaaa nda pergi inggalin El, oma" El mengadu pada Jihan.

"Huaa nda" El berlari ke pintu utama. Lalu keluar dari rumah Jihan dan berlari kearah gerbang. Jihan yang melihat El berlari langsung mengejar El yang lari sambil menyebut nama Dita.

"Nda ta" Teriak El di gerbang

"Nda ta" Teriak El yang makin kencang.

Jihan memeluk sang cucu tersayangnya itu. Sambil mencium pucuk kepala El dengan sayang. Jihan mempunyai feeling kalau Dita pergi itu diusir Darren. Karena tadi Jihan mendengar bentakan Darren.

"Sssst jangan nangis lagi sayang" Tenang Jihan pada El.

"Huaa nda, oma"

"Udah jangan nangis lagi. Kapan-kapan bunda kesini lagi" Ucap Jihan membuat El nangis kencang sambil menarik pintu gerbang. Jihan langsung menatap k pintu itu, El keluar sambil melihat sekitar berharap bundanya masih disekitar sini.

"Ndaaaa" Teriak El

"Sayang, masuk"

"Ndak oma, El mau Nda"

"El dengerin oma sayang, bunda nanti pasti kesini lagi" El langsung menangis lagi dengan kencang dan teriak-teriak nama Dita.

"Ndaa ta" Teriak El lagi

"Nda angan pelgi"

"Sudah sayang masuk ya" Ucap Jihan sambil menggendong El masuk, tapi El malah tidak bisa diam.

"Ndak oma, El au dicini ungguin nda" Teriak El sambil menangis.

Jihan menutup pintu gerbangnya dan menguncinya. Membuat El berteriak histeris.

"Aaaa ndaaa"

Sebenarnya Dita masih ada disekitar rumah Jihan tapi dirinya mengumpat dibalik pohon besar disekitar situ. Dita menangis tanpa suara, Dita merasa kasihan pada El. Karena dirinya El dan Darren selalu berantem.

"Maafin bunda, El"  Batin Dita

"Maafin dita, ma"  batin Dita,lalu pergi meninggalkan rumah orang tua Darren.






Tbc.
Maaf kalau kalian pada nungguin cerita gw🙏
Buat kalian yang ngerasa di part ini sedikit. Memang di part ini aku buat sedikit. Tapi nanti di part selanjutnya lebih banyak.

Okey see you part selanjutnya.
Buat para readers jangan lupa vote, komen, dan share.❤

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang