SSD 28

19.9K 694 0
                                    

Buat para readers maafin author upnya lama soalnya ga ada kuota..

Kalau mau up harus ke tetangga yang jaraknya lumayan jauh dari rumah baru bisa up...

Hehehe maklum wifiann.


"Bagaimana keadaan istri gue?" tanya Darren pada Raka setelah selesai memeriksa Dita  yang sedang terbaring di kasur king sizenya.

"Istri lo masih trauma sama lo karena insiden itu"

"Terus apa yang harus gue lakukan? "

"Sebaiknya lo jangan menampakkan diri dulu, agar Dita tidak merasakan trauma lagi"

"MAKSUD LO APA? LO MAU JAUHIN GUE DARI ISTRI GUE?! " tanya Darren yang sudah emosi karena mendengar jawaban dari Raka.

"Cuma itu satu-satu agar Dita bisa nenangin diri"

"GAK! GUE AKAN SELALU BERADA DI SISINYA! GUE GAK AKAN PERGI NINGGALIN DITA! " teriak Darren mengebu-gebu.

"Kalau lo gak mau nurutin, gue pastiin Dita pasti akan kayak gini terus kalau insiden itu masih terbenak dikepalanya! "

"Gue saranin emang itu yang harus lo lakuin agar Dita bisa nenangin diri!" sambung Raka lalu menyodorkan obat pada Darren untuk Dita dan langsung berlalu dari hadapan Darren.

Darren menghampiri Dita yang sedang terbaring di kasur miliknya, eh ralat maksudnya ranjang milik berdua...  Darren berjongkok menghadap wajah Dita yang pucat. Lalu menyelipkan anak rambut Dita yang menutupi wajahnya. Darren nampak tersenyum dikala mengelus wajah Dita.

"Maafin saya! Karena membuat kamu jadi begini! Oke kalau kamu mau nenangin diri saya pergi dari hadapan kamu!" ucap Darren lalu mencium kening Dita lama. Setelah itu Darren beranjak lalu keluar dari kamarnya. Darren keluar dari kamarnya dengan muka lesu. Jihan yang melihat Darren keluar bertanya bingung. Tanpa Darren sadari ternyata Dita sudah siuman, tapi dirinya tidak membuka matanya malah mendengarkan ucapan Darren barusan.

"Ngapain kamu keluar? " Darren tak menjawab pertanyaan Jihan, malah dirinya langsung pergi begitu saja.

"DASAR ANAK DURHAKA KAMU! " teriak Jihan dikala Darren sudah menjauh darinya.

Darren keluar dari rumahnya melangkah ke garasi dan masuk kedalam mobil. Darren lalu menjalankan mobilnya meninggalkan rumahnya. Diperjalanan Darren melakukan mobilnya dengn kecepatan diatas rata-rata. Siapa yang diboncengkan Darren pasti akan teriak,,, tapi khusus fiksii...

Darren menggenggam kuat stir sampai urat-urat ditangannya menonjol keluar. Setelah beberapa menit mobil Darren berhenti di sebuah danau. Darren langsung turun dan berjalan menuju salah satu pepohonan yang rindang di pinggir sungai. Darren duduk dibawahnya sambil melempar kerikil kesungai.

"AAARRGGGHHHH" teriak Darren frustasi. Lalu berdiri dan berteriak lagi sampai membuat orang-orang yang sedang berjalan-jalan menatapnya aneh. Maklum ya weekend pasti ramai.

"AAARRGGGHHHH"

"BRENGSEK LO! BAJINGAN LO! " teriak Darren memaki-maki diri sendiri sambil memukul pohon dibelakangnya. Tangannya mengeluarkan darah tapi tak dihiraukan.

"BRENGSEKKK!! "

Setelah berteriak tubuh Darren merosot ke tanah  dan menyenderkan badannya kepohon.

"Hiks hiks" isakan terdengar dari bawah pohon. Apakah Darren menangis? Iya betul Darren menangis tapi hanya isakan yang keluar. Mau ngomong aja susah.

"M-mafiin a-aku A-aira, a-aku g-gagal l-lagi! "

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang