SSD 57

8.2K 370 24
                                    

New York

5 tahun kemudian di Negara Paman Sam terlihat seorang wanita yang sedang memasukkan pakaiannya kedalam koper yang berukuran besar. Tiba-tiba terdengar seorang gadis kecil berumur 5 tahun yang menghampiri wanita itu, diikuti kembarannya dibelakang.

"Bunda"

"Kenapa sayang?" wanita yang diketahui bundanya langsung menoleh kearah kedua anaknya.

"Abang jahat, masa Zeva disuruh tinggal disini" adu gadis kecil itu yang bernama Zeva.

"Abang cuma bercanda" ucap sang bunda mengelus pelan kepala Zeva.

"Bunda belain abang?" muka Zeva langsung berkaca-kaca.

"Eh bunda nggak belain abang"

"T-tapi hiks"

"Nggak usah drama" cibir sang abang menghampiri Zeva.

"Siapa yang drama? Pasti Zean yang drama"

"Zeva!" peringat sang bunda.

"Tapi disini Zean yang salah bukan Zeva, bunda" rengek Zeva memeluk bundanya.

"Abang cuma bercanda, nggak usah ngambek dong Va" Zean menarik kembarannya agar melepaskan pelukannya pada bundanya. Namun bukannya melepaskan pelukannya, Zeva malah semakin mengeratkan membuat Zean mendengus.

"Yaudah kalau nggak mau. Zean tinggal" Zean berbalik badannya dan pergi dari kamar bundanya.

"Tuh dek, abang pergi"

"Beneran?" Zeva langsung melepaskan pelukannya dan menatap sekitar yang tidak mendapati kembarannya.

"ABANG MAAFIN ZEVA" teriak Zeva berlari keluar. Namun siapa sangka ternyata Zean berada di samping pintu luar kamar.

"BAA!" kaget Zean membuat Zeva langsung berteriak kaget.

"AAABANG!" teriak Zeva membuat Zean berlari menghindari amukan adeknya.

Sedangkan sang bunda hanya menggelengkan kepalanya, hal ini sudah biasa terjadi pada si kembar, jadi dirinya tidak perlu kaget.

"Ekhem" dehem seorang pria dari ambang pintu membuat sang empu kaget.

"Eh kak Farrel kapan datangnya?" tanya wanita itu, em btw kalian pasti siapa dia. Ya benar dia Anindita Aprilia.

"Baru saja. Kalau dilihat-lihat dari wajahnya kelihatan senang banget pulang ke indo atau karena pengen ketemu Dar-" goda Farrel terpotong saat lengannya di cubit Dita dengan keras.

"Awhh sakit Dit" ringis Farrel mengusap lengannya yang terasa panas.

"Salahnya kakaklah ngapain bawa-bawa orang itu" kesal Dita.

"Kok gue?"

"Ya kakaklah"

"Btw nggak kangen gitu sama suami duda lo?" goda Farrel.

"Apasih kak, keluar sana" Dita mendorong-dorong tubuh Farrel agar keluar dari kamarnya.

"Ada apa ini?" tanya seorang wanita di ambang pintu.

"Suami kakak tuh" adu Dita menunjuk Farrel.

"Rel!" sentak Irene.

"Bukan gue sumpah. Dita cuma baper doang" Farrel mengangkat jari telunjuk dan tengah membentuk huruf V.

"Dita baper karena lo yang mulai" Irene memeluk Dita tak lupa mengelus punggungnya lembut.

"Bunda kenapa? Pasti ulah lo kan?" teriak Zean masuk kedalam sambil menunjuk-nunjuk Farrel. Alhasil Dita langsung melepaskan pelukannya dan langsung menjewer telinga Zean dengan kencang.

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang