SSD 23

23.3K 791 3
                                    

Setelah semua orang pulang kini diruangan tinggalah Darren dan Dita. Sebenarnya El ingin nginap namun dilarang sama Jiahn kalau anak kecil gak boleh lama-lama di rumah sakit. Akhirnya El nurut saat Jihan bilang besok dirinya akan kemari lagi.

"Pak? "

"Iya? " Darren yang dipanggil langsung menghampiri Dita.

"Kenapa? "

"Mau pipis" ucap Dita malu. Darren terkekeh gemas melihat Dita. Ingin sekali rasanya mencubit pipi Dita, namun ia sadar gak mungkinkan mencubit pipinya yang belum sembuh. Darren menggelengkan kepalanya membuat Dita salah paham.

"Bapak gak mau ya? "

"Eh yaudah ayok"

"Kemana? "

"Katanya mau pipis"

"Gajadi"

"Kenapa? "

"Kan tadi bapak geleng-geleng itu tandanya bapak gak mau anterin aku ke toilet"

"Kamu salah paham, itu tadi say-" ucap Darren terpotong saat melihat Dita turun dari ranjang sambil membawa selang infus di tangan kirinya soalnya tangan kanannya diperban karena luka dari serpihan kaca sangat dalam. Dita berjalan dengan langkah terpincang-pincang menuju kamar mandi.

"Mau kemana? Itu kamu belum sembuh"

"Biar saya bantu"

"Gausah" tolak Dita saat Darren berusaha menuntunnya.

"Nanti kalau jat-"

"Awww" ringis Dita saat dirinya terpeleset. Darren dengan sigap menopang badan Dita yang hampir jatuh.

"Tuhkan sudah saya bilangin, kamu sih ngeyel! Untung saya sigap kalau gak pasti kamu sudah jatuh"

"M-maaf" lirih Dita.

Darren tak mendengarkan ucapan Dita dirinya langsung menggendong Dita masuk kekamar mandi.

"Eh"

"Bapak mau ngapain sih? "

"Sstt Diem! " Akhirnya Dita diem saat dirinya digendong Darren menuju kamar mandi.

"Pak? "

"Hmm"

"Aku berat gak? "

"Berat banget! "

"Masa sih, bapak pasti bohong ya? Orang beratnya aku 47 kok, masa berat sih"

"Iya berat sekali, kayak saya membawa satu lembar kertas "

"Ih itu namanya bohong"

"Pak? "

"Apa? "

"Gajadi"

"Pak? "

"Turun, sana masuk kedalam"

"Idih ngusir"

"Katanya mau pipis, ini sudah saya anter loh sampai dalam"

"Hah? Dalam? "

"Iya"

"Terus ngapain bapak masih disini? Pasti mau ngintip ya? Ihh jorok amat sih! "

"Siapa yang mau ngintip triplek kayak kamu, udah kurus rata lagi"

"Maksud bapak apa bilang saya rata hah? Bapak gak tahu kalau gak kedua gunung kembar saya itu besar cuman mata bapak aja yang minus"

"Coba mana saya lihat? " Dita langsung membuka bajunya tiba-tiba-

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang