Pukul 04.30 Darren dan Dita sudah bangun. Mereka tengah menyiapkan perlengkapan yang akan Darren bawa nanti. Darren bangun pagi-pagi sekali karena jadwal berangkat keluar kota jam 7 pagi. Setelah selesai membereskan semuanya Dita langsung turun kebawah untuk masak.
Didapur Dita langsung membuka kulkas dan mengambil beberapa sayuran lalu Dita mulai memasaknya. Setelah selesai memasak Dita memanggil Darren yang sedang ngegym di lantai atas.
Tok tok tok
"Masuk!" seru Darren dari dalam. Dita langsung masuk kedalam dan betapa terkejutnya melihat ruangan gym Darren yang luas dan berbagai alat gym yang begitu lengkap. Dita terpaku melihat Darren yang menggunakan celana selutut tanpa kaos atau atasan membuat badan atletis Darren terlihat dan juga lengan ototnya yang kembang kempis karena Darren lagi mengangkat barbel.
"M-mas itu sarapannya udah siap. Kalau gitu aku permisi" setelah mengatakan itu Dita pamit dan berbalik dengan wajah yang memerah karena salting. Namun Darren langsung memanggilnya membuat dirinya berhenti.
"Sini" perintah Darren.
"N-ngapain? " tanya Dita yang masih membelakangi Darren.
"Ck sini!"
"N-ngapain? " tanya Dita yang masih stay membelakangi suaminya.
"Kalau ada orang yang ngomong itu lihat orangnya! " ucap Darren dengan nada tak suka membuat Dita tegang. Alhasil Dita membalikkan badan dan menatap lantai.
"Saya disini bukan di bawah! " tegas Darren lagi membuat Dita langsung menatapnya.
"I-iya"
"Sini! "
"N-ngapain sih mas? "
"Sini atau saya tarik kamu?! "
"Ck iya iya" Dita pasrah daripada dirinya ditarik-tarik.
"Cerewet banget sih" gumam Dita sambil berjalan namun masih didengar Darren. Setelah sampai dihadapan Darren, Dita langsung menatapnya dengan bertanya-tanya. Darren mengembalikan barbelnya ketempat semula dan menatap Dita.
"Ngapain? " tanya Dita. Bukannya menjawab Darren malah menarik pinggang Dita membuat tubuh Dita menabrak tubuh Darren yang sedikit keras.
"Sshh" ringis Dita sambil mengusap-usap keningnya karena bertubrukan dengan dada bidang Darren. Darren menundukkan kepalanya dengan tersenyum tipis karena melihat Dita yang masih menggosokkan keningnya dengan wajah cemberut.
"Ish sakit tahu" ucap Dita kesal sambil menggelembungkan pipinya. Darren lalu menarik Dita kesofa yang berada di ruangan. Darren mendudukkan Dita lalu dirinya mengukungnya dari atas. Kedua tangan Darren berpegangan pada sofa. Darren mendekatkan wajahnya ke wajah Dita membuat sang empu merem karena hembusan napas Darren. Darren masih stay memandangi wajah ayu Dita tanpa ada gerakan apapun. Dita merasakan tidak ada gerakan langsung membuka matanya dan mata mereka saling bertemu satu sama lain. Darren lebih mendekatkan wajahnya hingga beberapa senti membuat Dita menoleh kesamping bebarengan hidung Darren menempel ke pipi Dita. Darren lalu membisikkan sesuatu pada telinga Dita membuat Dita melototkan matanya.
"Saya mau! " ucap Darren dengan serak.
Dita langsung menatap Darren tak percaya dan menggelengkan kepalanya tidak tidak dirinya belum siap untuk yang begituan.
"Kenapa? " tanya Darren dengan salah satu alis terangkat.
"Emm i-itu aku bel-" ucap Dita gugup dan langsung dipotong Darren.
"Saya tahu! " potong Darren dengan sedikit kecewa dan bangun dari atas Dita lalu berjalan meninggalkan Dita sendirian.
Dita masih enggan beranjak dari duduknya. Hingga beberapa menit dirinya sadar langsung berlari keluar dan turun kebawah. Sesampainya di bawah alias lantai satu Dita berjalan kearah dapur tapi tidak menemukan suaminya membuat dirinya langsung berlari ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Seorang Duda
AcakStop plagiatrisme!! [Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri] Gadis yang terlahir memiliki paras yang cantik bak bidadari,tapi sayangnya seorang sebatang kara yang ditinggalkan oleh keluarganya akibat kecelakaan beruntun 2 tahun yang lalu. Saat...