SSD 29

19.6K 668 1
                                    

🔞

"Mau ngomong apa? " tanya Darren saat melihat Dita ingin mengatakan sesuatu. Dita mengambil hpnya dan mengetikan sesuatu disana. Dita langsung menunjukkan tulisannya. Pagi ini Dita tidak bisa ngomong karena suaranya habis akibat tadi malam nangis terus gak berhenti.

'Bapak gak kerja? '

"Gak? "

'Kenapa? "

"Gak papa! "

'Ih bapak mah'

"Ih lucu deh sama kamu!" Dita mengangkat salah satu alisnya.

"Karena kamu ga bisa ngomong? " ledek Darren membuat Dita memukul lengan Darren sedikit kuat, namun Darren bukannya kesakitan malah tertawa. Dita memalingkan wajah sambil memanyunkan bibirnya.

"Gausah pura-pura ngambek! " Dita melototkan matanya saat mendengar ucapan Darren barusan.

"Gausah melotot gitu saya gak takut! " Dita merasakan diledek akhirnya beranjak dari duduknya untuk meninggalkan Darren. Saat hendak melangkah tangan Dita langsung ditarik Darren sampai membuatnya berada di pangkuan Darren. Dita merasakan jantungnya berdegup gak beraturan.

"Ga bisa ke mana-mana sekarang! " Darren menatap Dita yang melamun. Darren langsung mencolek dagu Dita guna menyadarkannya. Dita langsung sadar dan menatap Darren. Alhasil mata mereka bertemu. Jatung mereka sekarang lagi berdugem ria. Darren mengamati dalam mata Dita. Dita langsung memutuskan tatapannya dan menolehkan kesamping. Dita memberontak saat Darren memeluknya. Bukannya melepaskan Darren malah semakin erat pelukannya dan juga mencium wajah Dita gemas.

"Diam!" Dita menggelengkan kepalanya.

"Diam! Kamu membangunkan sesuatu dibawah sana! " bisik Darren menahan sesuatu di bawahnya. Dita langsung anteng dan menegang. Dita juga tidak polos-polos banget, dirinya tahu apa yang di maksud Darren.

"Sekali lagi kalau kamu bergerak lagi akan saya pastikan kamu gak bisa jalan!" Dita menggelengkan kepalanya.

"Bagus! "

"Tatap saya! " Dita tak menghiraukan ucapan Darren dirinya malah berpikir yang tidak-tidak.

"Gimana kalau Pak Darren unboxing gue? "

"Gue belum siap! "

"GAK! GAK!"

"GUE GAK SIAP! "

Dita menggelengkan kepalanya membuat Darren bingung.

"Kenapa kamu? " Dita menggelengkan kepalanya. Lalu Dita mengambil hpnya di meja dan mengetik sesuatu lagi

'Jangan unboxing aku pak! Aku belum siap!' Darren terkekeh melihat pesan yang ada dihp Dita.

"Jadi kamu tahu apa yang saya maksud? Kirain polos ternyata langsung nyantel kalau pikirannya ke hal-hal yang begitu. Berarti kalau kita membuat baby pasti kamu sudah pro banget nih. Suatu saat kalau kamu dah siap, saya akan berada dibawah kamu dan kamu berada diatas saya. Pasti posisi ini sangat enak." Dita melototkan matanya saat mendengar penuturan Darren barusan. Heh maksud Darren apa-apaan ini? Kok malah jadi bahas begituan.

"Kenapa jadi diem sekarang? Atau kamu sudah siap? Hmm? " Dita menegang dan menelan salivanya susah payah saat Darren mengendus-endus leher jenjangnya. Dita mencoba mendorong kepala Darren dari lehernya.

"Apa? " Dita menggeleng. Dita juga menyadari bahwa Darren sudah tidak memeluknya. Dirinya langsung beranjak dari pangkuan Darren. Dita ingin melangkah langsung ditarik lagi tangannya sama Darren sampai dirinya berada di pangkuan Darren lagi. Tangan Dita ingin melepaskan pelukan Darren. Tubuh Dita bergerak mulu di pangkuan Darren saat melepaskan tangan Darren yang melingkar di pinggangnya. Tangan Dita bukannya memegang tangan Darren malah dirinya memegang sesuatu dibawahnya. Darren menengang saat tangan mungil Dita memegang adiknya yang sudah menengang dan ingin keluar dari sarangnya. Tangan Dita bukannya melepaskan malah meremas-remas membuat sang pemilik mengerang tertahan.

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang