SSD 60

8.4K 262 22
                                    

Pukul 4 sore kembar belum juga pulang ditambah hujan deras disertai angin membuat Dita khawatir. Apalagi kembar tidak tahu jalan sini. Dita terus mondar-mandir di teras rumah sesekali menggigit kukunya.

"Belum pulang?" tanya Dion menyampirkan jaket di tubuh adeknya karena cuaca kalinya begitu dingin.

"Belum. Gimana ini bang? Kan mereka belum tahu jalan disini. Aku takut mereka tersesat"

"Kamu tunggu sini, biar abang cariin kembar" Dion memeluk Dita sejenak lalu masuk mengambil jas hujan dan payung. Setelah beberapa menit Dion pergi meninggalkan Dita dirumah sendirian.

"Zean, Zeva kamu dimana? Jangan buat bunda khawatir"

"Ya Allah, tolong bawa kedua anak hamba pulang dengan keadaan selamat, aamiin" doa Dita lalu mengusap kedua telapak tangannya ke wajahnya.

*****

Sedangkan di sisi lain Darren juga khawatir karena El belum juga pulang dari sekolahnya. Padahal pulangnya jam 12 kenapa sampai sekarang belum juga pulang. Dirinya sudah menelpon gurunya El, tapi El sudah pulang dari tadi.

"Mau kemana?" tanya Bayu dari pintu sambil membawa 2 gelas kopi hangat.

"Nyari El"

"Sorry gua mau bilang kalau sebenarnya El itu lagi dirumah temannya kerja kelompok" Darre langsung menoleh dan menatap sahabatnya ini dengan tajam.

"Kenapa nggak daritadi ngomongnya!" geram Darre langsung masuk kedalam.

"Ye kan gue baru ingat" Bayu juga ikut masuk, tidak lupa menutup pintunya agar anginnya tidak masuk.

"Ngapain anda ngikutin saya?!" tekan Darren dengan formal, saat Bayu mengikutinya masuk kekamar.

"Sok formal lo" cibir Bayu.

"Lebih baik anda pulang" usir Darren.

"Ogah! Gue mau disini tidur berdua sama lo. Ya kan bebhh" tolak Bayu sambil menoel dagu Darren tidak lupa kedipan matanya menggoda. Hal itu membuat Darren tidak sengaja mendorong Bayu hingga terlentang di atas kasur.

Darren menatap tajam Bayu dan mengukungnya dari atas. Tidak lupa jari-jarinya mengelus wajah tampan Bayu, yang membuat yang empu merinding apalagi wajah Darren begitu dekat dengan wajahnya.

"Sudah siap?!" tanya Darren tersenyum smirk. Darren mengendus-endus leher Bayu hingga membuat Bayu merinding jijik gimana gitu.

"ANJING! GUE CUMA BERCANDA OGEB!" teriak Bayu namun tidak digubris Darren yang masih mengendus-endus lehernya, malahan turun di dada bidangnya.

"Eungh" lenguh Bayu merem merasakan sensasi yang membuat dirinya hampir gila.

"LEPASIN GUE BANGSAT!!" berontak Bayu.

"DIAM!!" bentak Darren yang langsung membuat nyali Bayu menciut.

"Oh my god, kenapa malah jadi begini" sesal Bayu dalam hati.

Tiba-tiba Bayu memiliki sebuah ide agar dirinya tidak berada diposisi seperti sekarang ini. Dengan sekuat tenaga Bayu mendorong Darren dan dibarengi pintu terbuka lebar yang menampilkan sosok wanita bersama bocah perempuan di gendongannya. Wanita itu langsung syok melihat suaminya berada diatas tubuh Darren.

"Gendis kamu tunggu di luar dulu ya?" ucap Nita membuat sang anak mengangguk. Nita pun menutup pintunya pelan agar tidak terdengar kedua orang di atas kasur. Diam-diam dirinya mengambil ponselnya di tas selempangnya dan memotret suaminya yang begitu polos menatap Darren karena masih loading otaknya.

"Ekhem" dehem Darren saat melihat Nita yang tersenyum penuh arti.

"Kenapa lo nggak gerak? Lo takut ya?" remeh Bayu menekan lembut dada Darren. Sedangkan Darren hanya diam saja tanpa sepatah kata keluar, walau dalam hati ingin tertawa melihat sahabatnya ini tidak sadar keberadaan Nita.

Suamiku Seorang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang